Padang, Gatra.com - Empat kepala daerah di Sumatera Barat tidak hadir dalam rapat koordinasi penanganan COVID-19 di Kota Padang, Jumat (17/12).
Gara-gara tak hadir itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian berang sebab keempat kepala daerah tersebut tak akan mengerti arahan darinya. "Saya tolong catat, saya menyayangkan ada beberapa kepala daerah tak hadir di acara ini. Catat itu," ucap mantan Kapolri itu.
Empat kepala daerah yang tak hadir itu, yakni Bupati Solok Epyardi Asda, Wali Kota Payakumbuh Riza Falevi, Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran, dan Wali Kota Padang Hendri Septa.
"Tadi saya lihat bupati Solok tak hadir, diwakilka. Kemudian wali kota Payakumbuh katanya ada acara, tapi sekda juga nggak, wakil juga nggak. Kemudian wali kota Padang Panjang, wali kota Padang juga nggak jadir," terang Tito.
Padahal, kata Tito, rapat ini penting untuk menentukan langkah penanganan COVID-19 dan percepatan vaksinasi. Jadi minimal wakil kepala daerah atau sekda yang datang rapat.
"Kalau yang datang wakilnya, fine. Sekda juga masih bisa, tapi kalau yang lain, saya tahu tidak akan bisa mengambil keputusan. Yang hadir harusnya yang bisa mengambil keputusan," ujarnya.
Mantan Kapolri itu berharap, pemerintah daerah bergerak cepat dan termasuk kolaborasi dengan jajaran TNI-Polri. Minimal akhir tahun Sumbar bisa mencapai 70 persen.
Tito menyebut kepala daerah yang absen itu tidak akan tahu isi rapat tersebut. Tentu menurutnya arahan darinya bisa diartikan berbeda jika diteruskan oleh orang lain.
"Kalau tidak hadir, dia tidak akan tahu apa yang akan diomongkan. Yang disampaikan oleh stafnya, belum tentu sama," tekannya.
"Yang saya sampaikan, gubernur sampaikan, kapolda sampaikan, danrem sampaikan, belum tentu sama. Situasi dan kondisi tidak paham juga. Kalau tidak hadir, ya tidak mengerti," tegasnya.