Jakarta, Gatra.com – Jumlah korban tewas kapal karam yang membawa pekerja migran asal Indonesia bertambah. Kapal ini tenggelam di pantai Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, Malaysia pada Rabu (15/12), pukul 05.00 WS.
Berdasarkan data dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, total korban tewas yang sudah ditemukan adalah 19 orang. Sebelumnya, korban sudah ditemukan terlebih dahulu.
“Terdiri dari 13 laki-laki dan 6 perempuan,” demikian keterangan tertulis dari KJRI Johor Bahru pada Kamis malam (16/12).
KJRI juga menyebutkan bahwa terdapat 2 jenazah yang sudah dapat diidentifikasi sebagai WNI asal Lombok. Jenazah tersebut berada di Hospital Sultan Ismail Johor Bahru.
Adapun 14 korban yang selamat telah ditemui oleh Tim Pelindungan WNI KJRI Johor Bahru. “Untuk memastikan kondisi kesehatan mereka dan verifikasi identitas,” kata KJRI Johor Bahru.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Hermono, membenarkan bahwa kapal tersebut membawa pekerja migran ilegal. Ia menyebutkan bahwa kapal tersebut berangkat dari dari Tanjung Uban, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
“Tujuannya biasa ke sekitar Johor karena itu memang kan jalur penyelundupan manusia yang sudah tradisional ya dari Kepulauan Riau ke Johor,” ucap Hermono melalui sambungan telepon pada Kamis (16/12).
Kapal ini membawa 50 orang penumpang. Hermono mengatakan bahwa terdapat korban yang selamat dan meninggal dunia.
Menurut Hermono, kemungkinan penyebab dari karamnya kapal ini karena tersapu ombak. “[Sebesar] 99 persen tersapu ombak,” katanya.
Hermono mengatakan bahwa posisi kapal terbalik di bibir pantai. Ia mengatakan, kemungkinan saat kapal mulai akan merapat dan penumpangnya turun, itu disapu oleh ombak.