Medan, Gatra.com – Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) mengharapkan seluruh Kawasan Danau Toba (KDT) dapat terlingkupi jaringan komunikasi yang baik. Keberadaan jaringan komunikasi yang baik akan mendukung pengembangan KDT, khususnya bangkit di masa pandemi Covid-19.
Dirut BPODT, Jimmy Bernando Panjaitan, mengharapkan adanya percepatan pembangunan akses digital di KDT. Akses digital sangat dibutuhkan sebagai langkah maju dalam dunia pariwisata KDT.
Hal itu diungkapkan Jimmy saat berkunjung ke PT Telkom Landmark, Jakarta, Rabu(15/12). Jimmy menuturkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 yang melanda seperti saat ini, mengharuskan adanya transformasi pariwisata berbasis digital.
Kunjungan Jimmy yang disambut langsung oleh Direktur Network & IT Solution, Herlan Wijanarko, diharapkan dapat menjalin kerja sama yang baik. Pertemuan penting ini membahas tentang rencana pembangunan pariwisata Danau Toba dengan pengoperasian digitalisasi sektor sektor pariwisata.
"Agar bisa menarik wisatawan dan bersaing dengan negara-negara lain dalam mempromosikan pariwisatanya ke seluruh dunia, pelaku pariwisata KDT harus beradaptasi menyediakan fasilitas transportasi, menginap, memesan tiket masuk dengan digitalisasi. Produk dan keindahan pariwisata KDT harus bisa dinikmati pengunjung dengan layanan digital," katanya.
Digitalisasi kepariwisataan ini sangat berguna bagi semua pelaku usaha pariwisata serta UMKM demi tercapainya peningkatan ekonomi KDT. Digitalisasi ini juga bermanfaat bagi para wisatawan untuk menunjukkan bahwa di Sumatera Utara memiliki tempat pariwisata yang sudah maju dalam pelayanannya.
Jimmy juga menyampaikn Program Digitalisasi adalah program yang sudah digaungkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan harus mendapat dukungan semua pihak.
"Ke depan, harapan kita digitalisasi mampu menjadi solusi layanan pengunjung, program ini mengarah kepada kenyamanan proses konsumen saat berwisata, mulai dari peningkatan kecepatan internet, contohnya pantai Sigurgur yang sangat potensial, kita butuh dukungan pemerintah setempat dan masyarakat juga untuk mewujudkan perubahan besar ini di Danau Toba," ujarnya.
Ketersediaan layan digital nantinya juga akan mendukung pembatasan kontak langsung antara pelaku pariwisata dan wisatawan. Khususnya dalam hal bertransaksi. Hal itu sangat penting di masa pandemi saat ini. Digitalisasi juga akan memberikan kenyamana dan keamanan bagi pelaku pariwisata dan wisatawan.
Saat ini, pemerintah fokus mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di lima destinasi super prioritas Indonesia, yakni Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Direktur Network & IT Solution, Herlan Wijanarko, dalam pertemuan tersebut menyambut baik kerja sama BPODT dengan PT Telkom dalam mewujudkan pariwisata berbasis digital.
"Sangat benar memang pariwisata perlu ditingkatkan digitalisasinya, salah satunya dengan operasional tiket penyebrangan yang berbasis E-tourism, saat ini Telkom juga punya program smart vilage dan itu bisa berkolaborasi dengan BPODT menciptakan desa bernuansa pariwisata, PT Telkom juga mendukung peningkatan jaringan agar digitalisasi optimal di Danau Toba," ujar Herlan.
PT Telkom merupakan pengelola jaringan akses dengan pengendalian yang terintegrasi secara digital dan mendeteksi potensi gangguan secara tepat di suatu daerah. Telkom merupakan perusahaan informasi dan komunikasi dan penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi terlengkap di Indonesia.