Jakarta, Gatra.com- Sebuah kapal karam di pantai Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, Malaysia pada Rabu (15/12) pukul 05.00 WS. Kapal ini membawa 50 penumpang Warga Negera Indonesia (WNI) dan terdapat belasan orang yang selamat.
“Dan 14 selamat,” ucap Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Hermono melalui sambungan telepon pada Kamis (16/12).
Menurut Hermono, Staff Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor dan kepolisian Johor akan melakukan wawancara dengan 14 orang yang selamat untuk mendapat keterangan lebih lengkap mengenai kronologi peristiwa ini mulai dari berangkat hingga musibah terjadi.
“Juga untuk mengetahui sebetulnya penumpang ini berasal dari daerah mana saja, apakah mereka saling mengenal satu sama lain atau tidak,” tutur Hermono.
Adapun berdasarkan unggah di akun Instagram KJRI Johor Bahru, korban selamat telah diamankan oleh Angkatan Tentara Diraja Malaysia.
“Diamankan oleh Angkatan Tentara Malaysia dan Satgas KJRI Johor Bahru akan berikan pendampingan kekonsuleran (pendataan dan verifikasi dengan anggota keluarga di Indonesia) serta memastikan kondisi kesehatan korban,” mengutip unggahan Instagram KJRI Johor Bahru pada Kamis (16/12).
Dalam peristiwa ini, terdapat 16 orang meninggal dunia dan 20 orang lain belum diketahui keberadaannya. Menurut Hermono, kapal ini mengangkut pekerja migran ilegal dari Tanjung Uban, Provinsi Kepulauan Riau.
Menurut Hermono, kemungkinan penyebab dari karamnya kapal ini karena tersapu ombak. “(Dugaan) 99 persen tersapu ombak,” tutur Hermono.
Hermono mengatakan bahwa posisi kapal terbalik di bibir pantai. Ia mengatakan, kemungkinan saat kapal mulai akan merapat dan penumpangnya turun, itu disapu oleh ombak.