Batam, Gatra.com - Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) bersama tim gabungan kembali menemukan 5 korban baru dalam peristiwa kapal penyelundup TKI ilegal yang karam di Perairan Malaysia, Kamis (16/12).
Kantor SAR Tanjungpinang terus melakukan koordinasi dan pemantauan dengan MRSC Johor Bahru Malaysia, tentang kecelakaan kapal imigran gelap di Perairan Tanjung Balau, Johor, Malaysia. Dengan demikian, korban meninggal dalam peristiwa tersebut bertambah menjadi 16 orang.
“Kelima korban itu ditemukan di pesisir Pantai Tanjung Balau, Johor,” kata Kepala Kantor Basarnas Tanjungpinang Selamet Riyadi dalam siaran persnya.
Dalam proses pencarian itu, tim terdiri dari SAR Tanjung Pinang, MRSC Johor Bahru, Bakamla Batam, dan Polair Polda Kepri yang saling berkoordinasi.
Hingga kini, pencarian terus dilakukan terhadap 22 korban lainnya. Sehingga data korban meninggal dunia 16 orang, selamat 22 orang, dan dalam pencarian 22 orang.
SAR Tanjung Pinang juga mengungkapkan, kapal karam tersebut bernama SB Pancung. Kapal dengan jenis fiber bewarna kelabu dan memiliki panjang 25 meter.
Sementara itu, informasi terbaru, saat ini belasan penumpang sudah ditemukan.
Menurut Dubes RI di Kuala Lumpur Hermono ada 11 orang korban kapal terbalik yang meninggal di sebelah tenggara Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor adalah Warga Negera Indonesia (WNI), yang diduga akan mencari pekerjaan secara ilegal di Malaysia.
"Menurut informasi penumpang yang selamat, penumpang kapal yang berangkat dari Tanjung Uban, Bintan, Kepri adalah WNI," ujar Hermono.
Dia mengatakan dari 50 orang penumpang, sebanyak 11 orang sudah diketemukan jenazahnya dan terdiri dari tujuh laki-laki dan empat perempuan sedangkan 14 orang yang selamat terdiri dari 12 laki-laki dan dua perempuan.
Informasi terbaru, ujarnya, dari 14 yang selamat tersebut delapan orang sebetulnya adalah TKI yang ingin kembali ke tanah air.