Cilacap, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah [Jateng], mengklaim berhasil menurunkan prevelensi stunting tiga tahun berturut-turut. Penurunan stunting sendiri didapati dari review Kinerja Stunting Kabupaten Cilacap Tahun 2021.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, dr Novita Kukilowati menyebut prevalensi stunting di Kabupaten Cilacap selama tiga tahun berubah cukup signifikan, yakni pada tahun 2019 mencapai 4,86 persen, tahun 2020 4,94 persen serta pada tahun 2021 turun menjadi 3,78 persen.
Sebelumnya, Kabupaten Cilacap, memiliki 10 desa lokus penanganan stunting, meliputi Desa Mandala, Kecamatan Jeruklegi, delapan desa di Kecamatan Cipari, dan Desa Pengadegan, Kecamatan Majenang. Kata dia, saat ini terjadi penurunan signifikan sehingga desa lokus stunting berkurang.
“Ini sudah mengalami penurunan, dan di Kecamatan Cipari, dari 8 desa tinggal 4 desa yang masih masuk dalam 10 besar lokus stunting di tahun 2021 ini,” ucapnya Rabu (15/12).
Dia berharap, dengan penurunan itu, 10 desa lokus stunting tahun 2022 akan berubah ke desa lainnya. Sementara, desa yang pernah menjadi lokus stunting tetap didampingi. “Mungkin untuk tahun berikutnya untuk lokus stunting kita masih ada 10 lagi mudah-mudahan nanti kita beralih ke desa yang lain, tetapi untuk intervensi tetap kita kepada desa-desa yang sudah lokus tidak kita tinggalkan, tetap kita bina,” jelas Novita.
Ia menambahkan, review kinerja tahunan stunting Kabupaten Cilacap 2021 dapat mengevaluasi program dan kegiatan sesuai dengan tupoksi masing-masing sehingga menghasilkan program kerja yang strategis dalam penanganan stunting.
“Harapannya ke depan, terutama berdasarkan data, kalau data sudah masuk kan kita bisa melihat dan membaca bagaimana keadaan stunting di kabupaten Cilacap. Sehingga nanti yang perlu di perbantukan apa saja nanti kita bisa melihat permasalahannya, sehingga nanti dari lintas sektor dan lintas program yang lain dapat memberi banuan kepada kasus-kasus stunting sesuai dengan bidangnya, sehingga kasus stunting di kabupaten Cilacap bisa menurun,” jelasnya.
Sementara, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah [BAPPEDA] Kabupaten Cilacap, Ir Sujito mengatakan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah dua tahun, akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai seribu hari pertama kehidupan yakni sejak janin hingga anak berusia dua tahun.
“Maka dari itu, dalam mencegah stunting harus di mulai lebih awal, yakni pada masa remaja, karena pendidikan kesehatan dan perubahan perilaku pada remaja menjadi kunci keberhasilan dalam mempersiapkan calon generasi yang bebas dari stunting,” kata Rujito.