Pekanbaru, Gatra.com- Mobilitas truk over dimensi and over load (ODOL) di Riau, secara tidak langsung menggiring publik setempat melirik kendaraan sport utilty vehicle (SUV) sebagai mobil keluarga.
Adapun truk ODOL ikut andil merusak jalan di Riau, yang sebagian besar di bangun diatas lahan gambut.
Salah seorang warga, Suha (35), kepada Gatra.com menyebut dirinya beralih dari mobil sedan lantaran mensiasati kondisi jalan yang rusak.
"Sekarang makai Terios, dulu sempat sedan. Tapi karena sering keluar Pekanbaru lebih nyaman nyetir SUV," tandasnya, Selasa (14/12).
Suha menuturkan mobil yang relatif tinggi membuatnya tidak risau ketika harus menerabas jalan yang tidak rata. Katanya lagi, selain jalan rusak (berlubang), sebagian jalan di Riau juga bergelombang, hal tersebut sangat menganggu kenyamanan pemakai jalan.
Sementara itu Anggota Komisi Infrastruktur DPRD Riau, Kelmi Amri, menyebut mobilitas truk ODOL telah menjadi momok bagi infrastruktur jalan di Riau. Menurutnya tanpa tindakan tegas terhadap truk tersebut, kerusakan jalan bisa menjadi masalah menahun.
"Dengan lahan bergambut, maka perlu usaha ekstra untuk menjaga kontruksi jalan di Riau. Kita ingin sikap tegas Pemprov menertibkan ODOL," tukasnya.
Diketahui, untuk Kota Pekanbaru saja,Dinas Pekerjaan Umum setempat harus memperbaiki kerusakan jalan sepanjang 370 kilometer pada tahun 2021. Meski tidak semua jalan tersebut rusak karena dijajal ODOL, namun ruas jalan yang berlokasi di pinggiran kota menuju kabupaten lainya, umumnya turut dirusak truk berbadan tambun itu.
Sementara itu Dinas Perhubungan (Dishub) Riau memperkirakan terdapat sekitar 30 ribu truk ODOL yang wara wiri di Riau. Dari angka itu, sekitar 20 ribu unit adalah truk CPO (minyak sawit) sisanya truk barang dan kayu. Umumnya truk berbadan tambun itu bukan berasal dari Riau,alias non BM (plat kendaraan bermotor di Riau).