Tegal, Gatra.com - Protes pemilik usaha dan warga di Kota Tegal, Jawa Tengah terhadap penutupan jalan ke alun-alun yang dilakukan pemkot mendapat perhatian dari Kantor Staf Presiden (KSP). Tenaga Ahli Utama KSP Yohanes Joko menemui para pemilik usaha dan warga untuk mendengar secara langsung keluhan mereka, Senin (13/12) petang.
Hal itu dilakukan Yohanes setelah keluhan terkait kebijakan Pemkot Tegal menutup semua akses jalan ke kawasan alun-alun dengan portal disampaikan Paguyuban Pedagang Kawasan Alun-alun Tegal dalam forum KSP Mendengar yang digelar di Hotel Karlita, Kota Tegal, Senin siang.
Acara yang dihadiri Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Juri Ardiyantoro itu digelar untuk menampung permasalahan masyarakat di wilayah Kota Tegal, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal.
"Dalam pertamuan tadi, isu yang pertama muncul itu isu tentang kegundahan masyarakat tentang protal di alun-alun Tegal. Jadi kami awalnya nggak memahami maksudnya portal itu apa. Tetapi kok dalam pertemuan itu, seluruh orang di ruangan bergemuruh mendengar aduan itu. Maka, tadi oleh bapak Deputi IV KSP, saya diminta verifikasi lapangan untuk mendapatkan info yang benar tentang kondisinya seperti apa," ujar Yohanes.
Dalam tinjauannya, Yohanes berkeliling di kawasan alun-alun dan Jalan Pancasila serta menemui para pemilik toko, pedagang kaki lima, hingga tukang parkir. Dia mengaku sudah mendengar dan memahami keluhan terkait dampak penutupan akses jalan menggunakan portal yang dilakukan pemkot.
Berdasarkan keluhan dan data-data yang didengarnya secara langsung, Yohanes menyebut kebijakan tersebut berdampak pada ribuan orang yang menggantungkan hidup di kawasan alun-alun dan Taman Pancasila.
"Intinya kami merasakan apa yang dirasakan masyarakat, kegundahan, emosionalnya. Tapi kami juga minta masyarakat untuk sabar dulu. Tidak ada hal yang tidak bisa dibicarakan baik-baik. Saya sendiri terkejut dengan ini. Ini kan program Pemkot Tegal, kami coba akan komunikasikan terkait situasi ini," ujarnya.
Yohanes menyinggung apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat masih menjadi Wali Kota Solo dan akan memindahkan pedagang.
"Beliau itu mau memindahkan pasar berkali-kali dialog dengan warga, berkali-kali mendengarkan aspirasi warga sampai ketemu formula yang tepat baru eksekusi. Saya nggak tahu di sini sudah atau belum," ujarnya yang langsung direspon sejumlah pemilik toko jika hal itu belum dilakukan.
Yohanes juga menyebut kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi dalam penanganan pandemi Covid-19 dan menjaga perekonomian agar tetap tumbuh. Kedua hal itu harus berjalan seimbang.
"Untuk menunjang perekonomian masyarakat, kita lagi pandemi, prokes dijalankan. Dalam prokes kita boleh ketat, tapi tidak mematikan ekonomi. Gas dan rem harus diatur. Kalau sepengamatan saya malam ini, seperti ini jangankan tumbuh, kolaps semua baik dari level pemilik toko sampai PKL dan tukang parkir. Ini akan kita komunikasikan," ujarnya.
Seperti diberitakan, para pemilik toko dan warga yang berada di sekitar kawasan alun-alun Kota Tegal memprotes kebijakan pemkot menutup seluruh akses jalan ke kawasan tersebut menggunakan portal mulai pukul 17.30-00 WIB. Sebab kebijakan yang sudah berlangsung selama sekitar empat bulan itu berdampak pada sepinya pembeli dan sulitnya warga beraktivitas.
Mereka mengadukan penutupan jalan menggunakan portal itu ke DPRD dengan hasil DPRD mengirimkan rekomendasi agar pemkot meninjau ulang kebijakan tersebut. Selain keluhan warga, pertimbangan pengiriman rekomendasi itu karena pemkot tidak memiliki dasar hukum.
Tak hanya mengadu ke DPRD, para pemilik toko juga serentak memasang bendera kuning di depan toko masing-masing sebagai simbol matinya perekonomian karena adanya penutupan jalan.