Jakarta, Gatra.com - Aksi protes terhadap perusahaan restoran cepat saji KFC Indonesia terus digelar World Animal Protection (WAP). Setelah mengirimkan surat terbuka, mereka kini menggelar kompetisi chicken dance di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Jumat (10/12).
"Ini bertujuan untuk mengumpulkan dukungan masyarakat terhadap KFC Indonesia untuk segera berkomitmen terhadap kesejahteraan hewan ternak, terutama broiler pada produk dan rantai pasoknya," kata Manajer Kampanye WAP, Rully Prayoga, kepada wartawan.
Chicken dance ini juga menjadi simbol dukungan masyarakat terhadap ayam yang diperlakukan buruk dalam kandang-kandang yang gelap, sempit dan padat, sehingga ayam-ayam tersebut menderita stres dan tidak ada kesempatan sama sekali untuk bergerak bebas dan menari. Aksi itu sebagai upaya menghibur para ayam tersebut.
Melalui kompetisi chicken dance ini, World Animal Protection (WAP) mendorong pengetahuan dan kesadaran masyarakat, bahwa ayam yang baik untuk dikonsumsi selalu berasal dari peternakan yang mengutamakan kesejahteraan ternaknya. Termasuk para retailer dan restoran cepat saji sebagai rantai pasoknya.
"Ini solidaritas simbolik kepada ayam-ayam KFC. Kenapa kita lakukan chicken dance ya, karena seharusnya ayam itu bersenang-senang seperti itu. Ayam itu seharusnya bisa bergerak bebas di kandang. Ayam itu seharusnya bisa melakukan gerakan naturalnya dia," ujarnya.
Maka hari ini, lannut Rully, pihaknya jngin menghibur. Berusaha menghibur ayam-ayam yang kakinya patah, ayam-ayam yang sakit pernapasan karena peternaknya tidak mau membersihkan kandangnya dengan baik.
Lebih lanjut, kata Rully, WAP sesungguhnya hanya ingin KFC menjalankan Standar Komitmen Ayam yang lebih baik yang telah dijalankan oleh KFC global. Standar ini, antara lain mensyaratkan kandang yang tidak padat, minimal 3kg/m2, dengan pencahayaan alami yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.
"Selain itu juga mensyaratkan pengelolaan kotoran yang mengandung amonia harus baik dan terjaga, supaya ayam selalu dalam kondisi yang sehat dan bersih dan tidak stres," ungkap Rully.
Dengan berkomitmen standar tersebut, kesejahteraan ayam akan lebih baik, ayam akan jarang yang sakit, sehingga penggunaan obat dan antibiotik dapat dikurangi.
"Artinya kita dapat mencegah kontaminasi bakteri kebal antibiotik. Survei penggunaan antimikroba (AMU) yang dilakukan Kementerian Pertanian bersama FAO Indonesia pada tahun 2017 di 3 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan yang merupakan sentra produksi unggas menghasilkan 81,4% peternak menggunakan antibiotik pada unggas untuk pencegahan, 30,2% petani menggunakan antibiotik untuk pengobatan, dan masih ada 0,3%yang menggunakannya untuk mendorong pertumbuhan cepat," papar Rully.
Hal ini, kata dia juga sesuai dengan data terbaru hasil survei World Animal Protection bersama dengan YLKI pada tahun 2021, yang mendapati bahwa sudah terdapat kontaminasi bakteri yang kebal terhadap beberapa antibiotik yang penting bagi manusia. Misalnya Ciprofloxacin yang menunjukkan resistensi 24% pada sampel sekum saat pemotongan 20% pada karkas saat pemotongan dan 19% pada produk ayam eceran beku di beberapa ritel di wilayah Jabodetabek. Artinya, kata Rully hal itu sangat berpotensi memengaruhi kesehatan masyarakat.
"Hasil riset tersebut sangat menggambarkan hubungan antara kesejahteraan ayam, antibiotik dan kesehatan masyarakat. Kami memahami bahwa KFC Indonesia sebenarnya dapat mengambil komitmen terhadap standar Ayam yang Lebih Baik tersebut dengan segera, jika memang memahami pentingnya memastikan produk yang aman, dan sehat bagi para konsumennya," jelasnya.
"Tentunya bagi KFC Indonesia akan sangat mudah karena sudah mempunyai kemampuan, potensi yang cukup, hanya tinggal menunggu kemauan KFC untuk menjadi yang terbaik saja dengan menyatakan telah memenuhi standar Ayam yang Lebih Baik," imbuhnya.
Rully mengungkapkan, apa yang mereka perjuangkan dan merupakan keinginan sebagian konsumen ini, telah disampaikan sejak tahun 2020 lalu. Namun, sejauh ini respons KFC Indonesia tak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
"Tetapi tidak mendapatkan respons. Sehingga kami kembali melakukan upaya seperti memberikan surat, memberikan email, menelepon, sayangnya tidak dapat respons yang baik. Sehingga, oke, kita bawa ini ke publik, kita sampaikan di publik, kita sampaikan di sini. Kita juga sampaikan ini ke masyarakat yang ada di sini yang saya rasa banyak juga yang jadi konsumen KFC. Setidaknya mereka itu paham apa pun yang kalian makan, kalian harus tahu darimana makanan kalian berasal," kata Rully.
WAP telah menyiapkan aksi lanjutan apabila upayanya ini kembali tak mendapatkan respons positif, dari pihak KFC Indonesia.
"Kita rencana akan ramai-ramai ke MT Haryono, kita akan ke lantai 3, di situ kantornya KFC. Kita akan coba bertemu dengan direkturnya. Setidaknya kita membawa collecting voice nih sekarang," katanya.
Di petisi Change.org bahkan sudah mencapai 200 dukungan sekarang, dalam waktu dua minggu kemarin. Di Instagram dan lain-lain mulai terbangun kesadaran dari masyarakat. "Diharapkan ke depannya, setidaknya mereka duduk bareng dengan kita. Terbuka. Kita juga akan terbuka hasilnya gimana. Yang pasti tujuan kami membuat KFC lebih baik lagi," tandasnya.