Banyumas, Gatra.com– Suasana di Grumbul Kalitanjung, Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo tampak meriah. Mereka menuju Panembahan atau makam leluhur, Mbah Agung Wetan.
Iring-iringan pria dan wanita mengenakan pakaian serba hitam. Tampak para pria mengenakan ikat kepala batik. Sedangkan wanita bergelung, khas adat Jawa.
Dalam iring-iringan tersebut, masing-masing wanita membawa bekal tumpeng nasi berbentuk kerucut dan aneka lauk pauk. Seluruhnya akan dimakan bersama sama saat berkumpul. Dan sisanya akan dibawa pulang diyakini akan membawa berkah untuk keluarga.
Kamis (9/12), masyarakat adat Kejawen menggelar ritual selamatan di makam panembahan atau leluhur lantaran sudah menyelesaikan pembangunan tembok keliling sepanjang 47 meter yang mengelilingi cungkup makam leluhur Mbah Agung Wetan yang merupakan cikal bakal kakek moyang masyarakat Tambaknegara.
Sesepuh adat kejawen Kalitanjung, Mbah Muharto menjelaskan ritual selamatan ini mutlak dilakukan oleh masyarakat Tambaknegara pada umumnya manakala niatan sudah terlaksana. Ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Allah semesta alam.
Ritual ini sekaligus merupakan prosesi ritual tolak bala dan doa mencegah mara bahaya. Terlebih, saat ini Indonesia tengah menghadapi pandemi Covid-19. Dalam acara ini, bergabung kurang lebih sebanyak 180 sesepuh Kyai Kejawen dan Nyai Kejawen serta para tokoh masyarakat adat kejawen.
“Ada beberapa ritual kejawen yang masih dipertahankan adalah ritual tolak bala doa mencegah mara bahaya, dan masih banyak lagi ritual kejawen yang tetap dipertahankan,” kata Mbah Muharto,sesepuh adat Kejawen Tambaknegara, Kamis (9/12).
Menurut Muharto, ritual adat kejawen yang masih dipertahankan sampai sekarang merupakan budaya asli leluhur masyarakat Desa Tambaknegara, Grumbul Kalintanjung, Kecamatan Rawalo.
“Melestarikan budaya leluhur kejawen haruslah dipertahankan, di dalamnya ada nilai nilai luhur adat istiadat turun temurun utamanya dalam bentuk gotong royong sesama masyarakat. Kerukunan bermasyarakat sangat terlihat dalam kehidupan masyarakat desa Tambaknegara,” jelas David Okta, tokoh pemuda Rawalo.
Dalam acara ini, hadir pula Forkopincam Rawalo dan Kades Tambaknegara, Sulam. Mereka mengapresiasi para sesepuh Kejawen Kalitanjung yang secara bergotong royong dapat mewujudkan bangunan tembok keliling panembahan hingga menelan biaya Rp42 juta. “Diharapakan segera dapat terwujud Desa Wisata Tambaknegara Grumbul Kalitanjung yang juga kaya akan budaya,” ucap Okta.