Bandung, Gatra.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Ali Ramdhani mengajak guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk menjadi agen moderasi beragama, yaitu dengan menghadirkan nilai-nilai moderasi beragama dalam kontek berbangsa dan bernegara sebagaimana para pendahulu kepada masyarakat khususnya peserta didik di sekolah.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani, saat membuka Training of Trainer (ToT) Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) di Bandung, Rabu (9/12).
"Memahamkan dan mempraktikkan nilai-nilai moderasi beragama adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai seorang pendidik yang beragama dan warga negara kepada generasi penerus demi kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini.
Menurut pria yang akrab disapa Dhani ini, sesungguhnya guru adalah profesi yang memang untuk digugu dan ditiru, sehingga pada komunitas-komunitas tertentu, guru adalah insan yang luar biasa, dimana lisannya adalah ilmu, dan perilakunya adalah teladan. Dirinya berharap guru PAI mengajarkan agama dengan baik dan benar.
“Saya ingin guru PAI sebagai orang yang membawa ruang-ruang keagamaan dengan tampilan wajah agama yang ramah bukan yang marah, karena agama tidak akan pernah sukses jika diajarkan dengan kekerasan,” tegasnya.
Dalam konteks peningkatan kapasitas diri melalui ToT, lanjut Ramdhani, setiap orang akan punya keinginan untuk menjadi pemimpin masa depan. Sehingga, proses pembelajaran tidak boleh berhenti pada fase apapun, sebab berhentinya proses belajar adalah kematian hakiki dari seorang manusia.
“Dari belajar kita hidup, dan dari hidup kita belajar. Bahkan orang bijak mengatakan, orang yang terpelajar hanyalah pemilik masa lalu, dan orang yang terus mau belajar, adalah pemiliki masa depan,” ungkapnya.
Direktur PAI Amrullah dalam laporannya mengatakan, tahun 2021, Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru PAI dimulai dengan menyiapkan calon pelatih nasional dan provinsi yang berasal dari guru dan pengawas yang memiliki kompetensi dan kualitas yang mumpuni.
"Untuk tahun ini, Direktorat PAI melatih 437 peserta calon Pelatih Nasional dan Pelatih Provinsi. Pelatihan dilakukan luring, dengan protokol kesehatan yang ketat," ujarnya.
Sebelumnya, tambah Amrullah, panitia menerima 1.300 pendaftar yang berasal dari guru PAI dan Pengawas PAI. Kemudian panitia melakukan penjaringan secara daring, dimulai dengan seleksi portofolio, Computer Based Test (CBT), dan Wawancara.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Mahmud dalam sambutannya mengatakan, program Pengembagan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru PAI harus menjadi warisan untuk generasi masa depan dan solusi di era 4.0 bahkan 5.0. Sehingga forum pelatihan harus menjadi lahan untuk diskusi dan menjadi solusi persoalan kebangsaan.
“Kalau PAI kontennya terselesaikan, guru PAI bisa menjadikan PAI solihun li kulli zamanin wa makanin, maka bisa menjadi solusi kesejahteraan bangsa ini,” ujar Mahmud.
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk Training of Trainers (ToT) Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Pendidikan Agama Islam (PKB-GPAI) ini dilaksanakan di Bandung, 8 - 15 Desember 2021. Dalam Pelaksanaannya, Direktorat PAI bekerjasama dengan LPTK Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.