Washington, D.C. Gatra.com - Pejabat kesehatan Federal Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu mengesahkan obat antibodi COVID-19 AstraZeneca, untuk pasien dengan masalah kesehatan serius atau alergi yang tidak bisa mendapatkan perlindungan yang memadai karena suntikan vaksinasi.
Associated Press melaporkan, Kamis (9/12), obat antibodi telah menjadi pengobatan standar untuk mengobati infeksi COVID-19 selama lebih dari setahun. Namun obat antibodi AstraZeneca yang disahkan badan pengawas obat dan makanan, atau Food and Drug Administration (FDA) AS ini berbeda. Ini adalah yang pertama ditujukan untuk pencegahan jangka panjang, terhadap infeksi COVID-19, dibandingkan pengobatan jangka pendek, selama ini.
Pasien dapat memperoleh manfaat dari obat antibodi termasuk penderita kanker, penerima transplantasi organ dan orang-orang yang memakai obat penekan kekebalan, untuk kondisi seperti rheumatoid arthritis. Pakar kesehatan memperkirakan sekitar 2 persen hingga 3 persen penduduk AS termasuk dalam kelompok itu.
“Orang-orang ini masih harus berlindung di tempat karena mereka sangat berisiko tinggi terkena penyakit parah dan kematian,” kata Dr. David Boulware dari University of Minnesota, sebelum pengumuman tersebut.
“Jadi menjalani terapi ini akan memungkinkan banyak dari mereka untuk kembali ke kehidupan normal mereka,” tambahnya.
Secara khusus, FDA mengizinkan obat AstraZeneca yang disebut ‘Evusheld’ untuk orang dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun ke atas, yang sistem kekebalannya belum merespon secara memadai terhadap vaksin COVID-19 atau memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap suntikan.
Pihak regulator mengatakan dua suntikan antibodi yang diperlukan mungkin efektif untuk mencegah infeksi COVID-19, selama enam bulan.
Seperti obat serupa, AstraZeneca's memberikan versi laboratorium protein antibodi manusia, yang membantu sistem kekebalan melawan virus dan infeksi lainnya.
FDA dan otoritas kesehatan lainnya telah menekankan bahwa obat antibodi bukanlah pengganti vaksin, yang merupakan bentuk perlindungan virus yang paling efektif, tahan lama, dan ekonomis. Obat antibodi sulit dibuat dan seringkali harganya lebih dari US$1.000 per dosis, dibandingkan dengan vaksin yang biasanya di bawah US$30 per suntikan.
FDA telah mengizinkan tiga terapi antibodi lainnya dari Regeneron, Eli Lilly dan GlaxoSmithKline, setelah pemerintah AS membeli ratusan ribu dosis. Obat AstraZeneca akan digunakan secara berbeda— hanya sebagai tindakan pencegahan jangka panjang, pada orang yang telah meningkatkan kerentanan terhadap virus.
“Dalam sebuah penelitian perusahaan, orang yang menerima Evusheld memiliki risiko infeksi 77 persen lebih rendah, daripada orang yang menerima suntikan dummy, selama enam bulan,” kata FDA.