London, Gatra.com - Harga minyak turun di bawah US$75 per barel pada hari Rabu. Tindakan ini ‘mengambil nafas’ setelah kenaikan kuat minggu ini, akibat investor menilai dampak varian virus corona Omicron pada ekonomi global, dan permintaan bahan bakar.
Reuters Rabu (8/12), melaporkan, minyak mentah berjangka Brent turun 83 sen, atau 1,1 persen, menjadi US$74,61 per barel pada pukul 11.13 GMT, setelah mencatat 3,2 persen lebih tinggi pada hari Selasa.
Minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di US$71,07 per barel, turun 98 sen atau 1,4 persen, setelah naik 3,7 persen di sesi sebelumnya.
Setelah jatuh lebih dari 16 persen sejak 25 November menjadi sekitar US$69 per barel, harga minyak mentah Brent telah rebound lebih dari 8 persen sejak 1 Desember karena hadirnya tanda-tanda Omicron, hanya berdampak terbatas pada permintaan minyak.
“Sekitar dua pertiga dari penurunan harga sebelumnya (telah) terkoreksi, penurunan yang disebabkan oleh kekhawatiran permintaan yang dipicu varian Omicron baru. Ini sekarang tampaknya dilebih-lebihkan,” kata Commerzbank, dalam sebuah pernyataan.
“Belum ada efek perlambatan yang nyata pada permintaan minyak. Bahkan penerbangan, sektor yang seharusnya terkena pukulan pertama, hanya mengalami sedikit penurunan kapasitas tempat duduk,” ujarnya.
Meski ada laporan bahwa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan memperketat pembatasan COVID, termasuk saran untuk bekerja dari rumah, menghidupkan kembali kekhawatiran akan perlambatan aktivitas.
Pasar juga fokus pada meningkatnya ketegangan geopolitik karena pembicaraan antara Washington dan Teheran, mengenai program nuklir Iran akan dilanjutkan minggu ini karena para pejabat Barat menyuarakan kekecewaan atas tuntutan Iran, yang meluas.
Pasar merespon juga pelonggaran sanksi AS yang diperkirakan akan mengarah pada ekspor minyak Iran yang lebih tinggi, yang dapat menambah tekanan ke bawah pada harga minyak.
Sementara itu, ketegangan antara kekuatan Barat dan Rusia atas Ukraina juga masih tetap tinggi setelah Presiden Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa bahwa Barat akan memberlakukan "tindakan ekonomi dan lainnya dan yang kuat" di Rusia tetap menyerang Ukraina, sementara Putin menuntut jaminan bahwa NATO akan melakukannya. Sekalipun itu tidak meluas lebih jauh ke timur.
Pasar minyak bereaksi sedikit terhadap data persediaan mingguan AS.
Menurut sumber pasar, mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa, bahwa Stok minyak mentah AS turun pekan lalu, sementara persediaan bensin dan sulingan naik.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan data persediaan minyak mentah AS akan menunjukkan penurunan mingguan kedua berturut-turut.