Jakarta, Gatra.com - Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan mengungkapkan optimismenya bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2021 akan mencapai 5,04% seiring dengan sejumlah indikator yang telah menunjukkan perbaikan.
Adapun indikator tersebut tampak dari mobilitas masyarakat pada November 2021 yang terus mengalami peningkatan. Kemudian, indeks keyakinan konsumen (IKK) Oktober 2021 melonjak signifikan menjadi 113.4, setelah berada pada level pesimis dalam tiga bulan beruntun pada Juli hingga September 2021 akibat dampak dari Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Panji menuturkan bahwa leading Indicator Mandiri Spending Index terus mengalami kenaikan signifikan dan sampai dengan tanggal 14 November mencapai level 137.0, mendekati puncak belanja pada saat Lebaran tahun 2021 yang berada pada posisi 137.5
"Indeks manufaktur PMI selama tiga bulan berturut-turut, pada bulan September sampai November 2021 juga telah menunjukkan kondisi yang ekspansif," ujarnya dalam dalam acara Media Gathering virtual, Rabu (08/12).
Sementara itu, inflasi di dalam negeri juga masih relatif terkendali. Sampai dengan bulan November 2021, tercatat mengalami kenaikan menjadi 1,75% yoy masih di bawah target Bank Indonesia.
"Bank Mandiri memperkirakan inflasi di Indonesia masih akan tetap terkendali dan berada di bawah target Bank Indonesia sampai dengan akhir tahun 2021." jelasnya.
Panji menyebutkan bahwa neraca perdagangan Indonesia juga mencatatkan peningkatan surplus. Pada Oktober 2021, surplus neraca perdagangan mencapai US$5,7 miliar.
"Neraca transaksi berjalan Indonesia pada triwulan III tahun 2021 juga surplus US$4,47 miliar atau 1,49% terhadap PDB, hal ini didorong oleh peningkatan surplus neraca barang," tambahnya.
Menurutnya kondisi saat ini diperkirakan akan mampu menahan gejolak pasar yang timbul karena dampak dari normalisasi kebijakan moneter atau tapering off di negara-negara maju khususnya Amerika Serikat (AS).
"Kebijakan moneter dan fiskal masih tetap akomodatif di tengah masih tingginya risiko ketidakpastian pandemi. Inflasi yang terkendali memberi ruang kepada BI untuk tetap menahan suku bunga kebijakan pada level terendah sepanjang sejarah pada 3.5% untuk mendukung pemulihan ekonomi," ujarnya.