Yogyakarta, Gatra.com - Raja Keraton Yogyakarta sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, meminta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membangun kapasitas dan integritas.
Pesan ini disampaikan Sultan dalam kunjungan kebudayaan bertajuk 'Gelar Muhibah Pikat Amerta Budaya (Gempita Budaya)' di Bandung, Selasa (7/12) malam. Acara ini merupakan kunjungan balasan usai Emil ke DIY pekan lalu.
"Sebagai pemimpin muda, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil harus terus membangun kapasitas dengan menunjukkan konsistensi dan menghasilkan kebijakan yang sesuai harapan masyarakat," pesan Sultan dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com.
Konsistensi ini menurut Sultan bisa didapatkan jika Emil terus membangun integritas yang sangat dibutuhkan masyarakat.
"Karena di situ dibutuhkan konsistensi dan pola pikir yang mendekati harapan warga," lanjut Sultan.
Pasalnya, konsistensi sekaligus keberpihakan pada masyarakat dalam memimpin akan menumbuhkan kepercayaan. "Asal itu bisa ditepati, otomatis yang dibangun pasti akuntabilitas. Sudah itu saja," katanya.
Dalam acara ini, Emil menjemput dan mengajak Sultan bernostalgia keliling Bandung. Menggunakan kendaraan dinas berupa mobil listrik, Emil menjadi sopir Sultan dan istrinya, GKR Hemas.
"Hari ini saya jadi sopir. Mudah-mudahan sesuai dengan aplikasi, keliling ke tempat Ngarso Dalem (Sultan) dulu, yang sering ke rumah (calon) istri dulu, Kanjeng Ratu Hemas," kata politisi yang telah menyatakan siap maju ke pilpres 2024 ini.
Mereka menyusuri Kota Bandung dan menyantap makan siang di resto ayam goreng Nikmat Panaitan untuk bernostalgia.
Sultan mengunjungi Bandung untuk menghadiri Gempita Budaya di Gedung Sate. Gempita Budaya merupakan rangkaian muhibah budaya antara Jabar dan DIY. Melalui kerja sama ini, Jabar-DIY ingin membangun relasi budaya dan bersama-sama mempromosikan potensi pariwisata.
Dalam kunjungan ini, Divisi Kesenian dan Pertunjukan Keraton Yogyakarta menampilkan tari Bedhaya Sapta dan Beksan Menak Kakung Umarmaya-Umarmadi.
Bedhaya Sapta menggambarkan cerita yang bersumber dari Babad Pasundan dan mengisahkan tentang dua punggawa Sultan Agung yaitu Ki Tumenggung Lirbaya dan Ki Tumenggung Nampabaya. Mereka diutus untuk membuat tapal batas antara tanah Mataram dan Pasundan.
Sedangkan Beksan Menak Kakung Umarmaya-Umarmadi karya Sri Sultan Hamengku Buwono IX terinspirasi dari wayang golek yang populer di Jawa Barat.