Sleman, Gatra.com - Kepolisian Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut latar belakang pelaku video vulgar FCN (23), pemilik akun Siskaeee, adalah karena trauma masa lalu. Namun kepolisian akan menjelaskan lebih lanjut soal trauma itu dan penyebabnya di pengadilan.
"Trauma masa lalu seperti apa tidak bisa kami sampaikan saat ini. Tapi nanti di pengadilan. Trauma inilah yang menjadi alasan pelaku melakukan aksi menyimpang yang berlebihan demi tujuan mendapatkan keuntungan ekonomi," kata Direktur Reskrimsus AKBP Roberto Gomgom Manorong Parasibur, Selasa (7/12).
Alasan traumatis ini menurut Roberto bisa menjadi alasan utama aksi porno tersebut. Hal ini sesuai dengan teori tindakan pidana bahwa tindak pidana tidak akan terjadi tanpa adanya motif. Roberto juga mengatakan pihaknya tengah mengejar satu pelaku lain yang sudah diketahui identitasnya.
Menurutnya, perilaku FCN yang memanfaatkan kemajuan industri teknologi informasi ini berbahaya. Sebab, selain memenuhi permintaan dari pengguna internet, aksi porno itu bisa memicu orang lain melakukan aksi yang sama.
"Masih banyak pelaku sejenis yang melakukan hal yang sama dan bisa diakses di internet. Sebagai pencegahan dalam kasus ini, kami telah menarik video dan foto yang telah diupload pelaku serta menyita 2.000 video dan 3.700 foto," jelasnya.
Roberto juga menjelaskan proses pengambilan video vulgar di bandara Yogyakarta International Airport (YIA) Kulonprogo. Pemilik akun siskaeee ini sengaja datang dengan tujuan untuk membuat konten yang mengundang banyak kontroversi.
"Tersangka pergi ke Bandara YIA seorang diri dengan menggunakan sebuah mobil. Kejadian tersebut dibuat tersangka pada 18 Juli 2021 dan diunggah lewat media sosial. Semua dilakukan dengan sadar," katanya.
Tersangka ditangkap di Bandung pada Sabtu (4/12) saat turun dari kereta api yang membawanya dari Jakarta.
Psikolog dari Surya Angraini Psychology Center, Jatu Angraini, memaparkan ada tiga penyebab yang mendasari perilaku asusila tersangka FCN. Pertama, karena faktor beban hidup. Kedua, kemungkinan adanya faktor psikologi yang dipengaruhi gangguan kepribadian seperti antisosial.
"Ketiga, kemungkinan karena faktor sosial berupa adanya kesalahan pola asuh yang diterima pelaku sejak dari kecil sampai sekarang, terutama di masa mudanya. Hal inilah yang menyebabkan depresi," jelasnya.
Kabid Humas Polda DIY Kombes Polisi Yuliyanto menyebut selain mengambil video di Yogyakarta, pelaku juga sering beraksi di Jakarta dan Bali, bahkan di beberapa negara.