Jakarta, Gatra.com - General Manager Syngenta Indonesia, Kazim Hasnain, mengatakan sepanjang pandemi, pihaknya memaksimalkan pemanfaatan berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, Youtube, dan Twitter untuk terus mempertahankan komunikasi dengan petani.
“Melalui platform media sosial ini tim Syngenta memberikan berbagai info terkait praktik pertanian yang baik, peningkatan produktivitas petani, teknologi pertanian terbaru dan juga penggunaan produk perlindungan tanaman yang tepat agar kesehatan petani tetap terjaga,” kata Kazim, saat memberikan paparan di acara Media Gathering Syngenta Indonesia 2021, Jakarta (6/12).
Kazim menjelaskan bahwa Syngenta juga menginisiasi kemitraan dengan berbagai pihak yang memiliki visi dan misi memajukan pertanian Indonesia, seperti Sayurbox dan Tani Foundation yang merupakan bagian dari TaniHub. Selain dengan industri, Syngenta juga bermitra dengan pemerintah melalui program Closed Loop Hortikultura di bawah naungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Dikatakan bahwa program tersebut bertujuan membangun ekosistem rantai pasok dan rantai nilai dari hulu sampai dengan hilir yang terintegrasi dan bersifat end-to-end model. Petani menerima ilmu budidaya sesuai Praktik Pertanian Baik (Good Agriculture Practices), dengan memperhatikan pola tanam, pola panen, penanganan pasca panen hingga distribusi dan pemasaran untuk menghasilkan produk berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Dengan komunikasi digital, petani kini lebih mudah mendapatkan pengetahuan baru dan memasarkan produk-produknya. Kami senang bisa turut memfasilitasi perkembangan baru ini ke petani,” ujarnya.
Dalam dua dekade terakhir, lanjut Kazim, telah terjadi peningkatan produksi jagung di Indonesia, dari semula 9,5 juta ton pada 2000, hingga kini telah lebih dua kali lipat menjadi 19,7 juta ton pada 2020.
“Provinsi Jawa Timur merupakan produsen jagung tertinggi di Indonesia dengan 1,05 juta lahan dan produktivitas mencapai 5,3 juta ton per tahun, kemudian diikuti Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Gorontalo,” katanya.
Sementara itu, Head of Seed Business Syngenta Indonesia, Fauzi Tubat menyebut bahwa peningkatan pesat produktivitas pertanian jagung, membuat Indonesia kini adalah negara pengekspor jagung yang terbesar di Asia Tenggara.
“Ini membanggakan kita semua, dan Syngenta berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari pertumbuhan jagung nasional,” katanya.
Selama pandemi ini, Syngenta Indonesia telah menggelar tidak kurang dari 6.900 kegiatan atau acara virtual sejak Maret 2020. Kegiatan virtual ini berupa webinar yang dilakukan tim agronomis lapangan dengan komunitas petani, tinjauan lapangan, dan juga peluncuran teknologi pertanian baru. Tujuannya membantu petani meningkatkan produktivitas pertaniannya.
Lebih dari 153.000 petani telah terlibat dalam kegiatan virtual dari Syngenta selama masa pandemi, sehingga petani tetap dapat belajar mengenai praktik pertanian yang baik dan tepat mempertahankan produktivitas, dan berbagi pengetahuan strategi pangan yang baru.