Lumajang, Gatra.com - Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengirimkan sejumlah dokter spesialis anak yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Bencana IDAI, untuk membantu para tenaga kesehatan atau nakes di wilayah bencana erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur (Jatim).
"Tim Relawan Satgas Bencana IDAI dan anggota IDAI di wilayah terdekat sudah melakukan penyisiran awal untuk memetakan kondisi kesehatan serta melakukan pelayanan kesehatan bagi korban bencana erupsi Gunung Semeru, khususnya anak-anak," kata Ketua Umum IDAI, Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), dilansir dari siaran pers, pada Senin, (6/12).
Ia mengatakan bahwa mereka juga akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat, fasilitas kesehatan atau faskes setempat, serta IDI cabang dan badan penanganan bencana di wilayah tersebut. Agar dapat memaksimalkan potensi bantuan dari Relawan Satgas Bencana IDAI.
Diketahui, Tim Satgas Bencana IDAI dibagi menjadi 2 ke area terdampak di Kabupaten Lumajang yaitu di wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro.
Sementara itu, Ketua Satgas Bencana IDAI Dr Kurniawan Taufiq Kadafi, SpA(K), yang memimpin penyisiran di Kecamatan Pronojiwo, memaparkan alur rujukan korban bencana di wilayah tersebut, akan dibantu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Pada saat penyisiran di wilayah tersebut, lanjutnya, melalui 4 titik pengungsian yaitu Kantor Desa Oro-Oro Ombo, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 dan SDN 4 Oro-Oro Ombo, dan Masjid Oro-Oro Ombo, belum ditemukan korban dewasa dan anak yang mengalami luka bakar.
Dalam penyisiran awal di wilayah Kecamatan Pronojiwo, Kadafi bersama dengan anggota IDAI Malang dr Daendy Nova SpA juga membagikan 2.500 masker medis melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) setempat dan diberikan langsung ke posko kesehatan, seraya melakukan pengecekan kesehatan pada pengungsi di wilayah tersebut.
Berdasarkan hasil penyisiran, Kadafi mencatat bahwa wilayah tersebut saat ini membutuhkan bantuan air bersih, dikarenakan pemadaman listrik sehingga warga kesulitan mengakses air bersih.
Adapun, bantuan pembalut wanita dan selimut untuk semua usia juga dibutuhkan. Dari sisi makanan, Kadafi merekomendasikan bagi masyarakat yang hendak memberikan bantuan sebaiknya tidak dominan memberikan mi instan karena membutuhkan air bersih yang mana masih menjadi kendala utama di wilayah itu.
Sedangkan di wilayah Candipuro, dr Muhammad Reza, M. Biomed, SpA(K) dari Satgas Bencana IDAI yang bertugas menyusur kecamatan tersebut, mengatakan hingga saat ini ia telah menemukan 2 orang remaja dengan luka bakar tingkat sedang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasirian, belum menjumpai adanya pasien trauma inhalan. Serta para pasien dewasa masih mendominasi dengan kondisi luka bakar yang ditangani di beberapa RS rujukan.
Untuk jumlah korban jiwa anak-anak masih belum dapat dipastikan angkanya, dikarenakan evakuasi di lokasi terdampak masih cukup susah dengan keterbatasan cuaca, sarana prasarana, dan tenaga.
Berdasarkan penyisiran, Reza mencatat bahwa pengungsi wilayah Candipuro banyak membutuhkan bantuan pakaian anak-anak, selimut, popok anak, susu formula, makanan bayi, wadah peralatan makanan yang bersih, dan peralatan mandi bayi. Secara keseluruhan, Tim Satgas Bencana IDAI masih belum menemukan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan diare terhadap anak-anak pada hari pertama dan kedua ini.
Meski, Kadafi dan Reza sepakat dengan mengatakan yakni umumnya kasus ISPA, diare, dan pneumonia pada anak di wilayah bencana biasanya baru akan terlihat di antara hari ketiga atau hari kelima. Hingga kini, Tim Satgas Bencana IDAI masih bertugas memantau dan membantu pelayanan kesehatan di kedua wilayah tersebut seraya melakukan koordinasi dengan pihak terkait.