Pekanbaru, Gatra.com – Bila tidak ada aral melintang, markas jet tempur F-16 dan Hawk di Pangkalan TNI Roesmin Nurjadin, di Kota Pekanbaru, Riau, akan bertetangga dengan pusat komersial, yakni mal.
Asal tahu saja, kedua jenis jet tempur tersebut, saat ini berbagi landasan pacu dengan pesawat komersial di Bandara Sultan Syarif Kasim. Bandara ini berlokasi di pusat Kota Pekanbaru.
Adapun peluang F-16 satu kompleks dengan pusat komersial lantaran tuntutan perkembangan kota, yang mengharuskan relokasi bandara.
"Yang dipindah itu yang komersialnya, yang militernya tetap. Bekas terminal komersial saat ini, itu nanti bisa menjadi pusat komersial atau pendidikan, nilai asetnya tinggi. Jadi Angkasa Pura selaku pengelolah bandara, sebaiknya tidak risau akan asetnya," sebut Wali Kota Pekanbaru, Firdaus belum lama ini.
Menurut Firdaus, usulan relokasi bandara komersial telah lama jadi perbincangan di Provinsi Riau. Hanya saja, relokasi tersebut belum terlaksana lantaran sejumlah faktor, salah satunya soal pemanfaatan aset bandara.
Padahal, sebut Firdaus, Angkasa Pura selaku pengelolah bandara telah memiliki kajian tentang prospek Bandara Sultan Syarif Kasim II ke depannya.
"Angkasa Pura dalam kajiannya telah menaksir tahun 2025 mendatang bandara komersial Pekanbaru akan dipadati lebih kurang 9,5 juta penumpang, dan pada tahun 2030 sekitar 16 juta penumpang. Sedangkan sebelum Covid-19 terjadi kapasitas penumpang 4 juta orang. Artinya, pengembangan bandara itu keharusan," ungkapnya.
Terkait hal ini, pengamat perkotaan, Muhammad Iksan, menilai relokasi fasilitas penerbangan seharusnya tidak membedakan antara penerbangan komersial maupun militer. Menurutnya, kedua jenis penerbangan tersebut sebaiknya direlokasi dari Kota Pekanbaru.
"Bukan komersialnya saja, militernya juga. Bandara di tengah kota itu riskan untuk keselamatan warga," ungkapnya, Senin (6/12).
Meski mendukung relokasi, khusus untuk penerbangan komersial, Iksan mengingatkan agar pemindahanya tidak terlalu jauh dari Kota Pekanbaru. Hal ini untuk menghindari terulangnya nasib bandara baru yang sepi penumpang, seperti Bandara Kertajati maupun Bandara Yogyakarta Internasional Airports.
"Idealnya tidak jauh dari Kota Pekanbaru, maksimal satu jam perjalanan dari pusat pertumbuhan penduduk dan jasa [Kota Pekanbaru]," pintanya.
Sebagai informasi, perkembangan Kota Pekanbaru semakin banyak dibicarakan seiring perannya sebagai pusat koneksi jalan tol Trans Sumatera. Keberadaan infrastruktur tol dengan sendirinya mempermudah mobilisasi penduduk, yang pada gilirannya memicu pertumbuhan permukiman baru. Diketahui, saat ini jumlah penduduk Kota Pekanbaru mendekati angka 1 juta jiwa.
Sementara itu, seiring dengan meningkatnya dinamika Asia Tenggara, Kota Pekanbaru menjadi tempat lepas landas jet tempur TNI AU dalam melakukan patroli di sekitaran Selat Malaka dan Laut China Selatan.