Jakarta, Gatra.com – Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati, mengatakan, satu orang meniggal dunia di Curah Kobokan, Kecamatan Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, pascaletusan Gunung Semeru.
“Ada 1 orang yang meninggal dari Curah Kobokan dan akan segera dievakuasi,” kata Indah ketika menyampaikan konferensi pers virtual bersama BNPB pada Sabtu malam (4/12).
Indah mengungkapkan, saat menijau lokasi, jenazah tersebut dalam upaya evakuasi menggunakan ?mobil ambulans. Ia berharap jenazah tersebut sudah berhasil dievakuasi setelah ia meninggalkan lokasi.
“Mudah-mudahan sudah terangkat tadi, karena waktu saya di sana tadi masih sedang dalam proses untuk evakuasi,” ujarnya.
Ia menyampaikan, di Curah Kobokan terdapat sekitar 300 kepala kelurga (KK). Rumah warga di sana sampir semuanya hancur akibat terkena letusan Gunung Semeru.
“Semua mengugsi sebagian besar di Balai Desa Penanggal karena kami kalau yang tahun lalu, kami membuka tenda pengungsian di lapangan Kamar Kajang, tetapi sekarang tidak memungkinkan,” ungkapnya.
Menurut Indah, saat ini Lapangan Kamar Kajang tidak bisa dijadikan tempat pengungsian karena dikhawatirkan ada lahar susulan yang sampai ke lapangan tersebut, sehingga di Kamar Kajang hanya dibuka dapur umum dari Dinas Sosial Kabupaten Lumajang.
Sebelumnya, Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)?, Abdul Muhari, mengatakan, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu (4/12), pukul 15.20 WIB.
Kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter.
Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur kemudian melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang. Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.
Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.