Johannesburg, Gatra.com - Varian baru Omicron dari virus corona menimbulkan risiko infeksi ulang tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan varian Delta dan strain Beta, yang saat ini masih dominan.
Pernyataan itu diungkapkan sekelompok badan kesehatan Afrika Selatan, pada Kamis (2/12), dikutip Reuters, Jumat (3/12).
Pusat Pemodelan dan Analisis Epidemiologi Afrika Selatan (SACEMA) dan Institut Nasional Penyakit Menular (NICD) mengatakan bahwa temuan terbaru itu "memberikan bukti epidemiologis bagaimana kemampuan Omicron menghindari kekebalan dari infeksi sebelumnya”.
Pernyataan mereka dikeluarkan setelah sekelompok organisasi kesehatan Afrika Selatan menerbitkan makalah di medrxiv.org sebagai pra-cetak, yang berarti karya tersebut belum disertifikasi oleh peer review.
Sebelumnya pada hari itu, ahli mikrobiologi Anne von Gottberg di NICD telah mengungkapkan pandangan yang sama pada konferensi pers online yang diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia, dan mengatakan bahwa Afrika Selatan melihat peningkatan infeksi ulang COVID-19 akibat Omicron.
Afrika Selatan telah melihat lonjakan infeksi tiba-tiba pada kasus virus corona yang dilaporkan setiap hari, ketika pemerintah melaporkan ada 11.535 infeksi baru pada hari Kamis, atau naik dari 312, sepuluh hari yang lalu.
NICD, yang bersama jaringan organisasi kesehatan yang lebih luas melakukan pengurutan genom pada sampel, dan mengatakan pada hari Rabu bahwa varian Omicron mampu mengatasi beberapa tingkat kekebalan dan dengan cepat menjadi varian dominan, di negara tersebut.
Analisis data pengawasan rutin dari Afrika Selatan dari Maret 2020 hingga 27 November menunjukkan "profil risiko infeksi ulang Omicron secara substansial lebih tinggi daripada yang terkait dengan varian Beta dan Delta selama gelombang kedua dan ketiga", kata NICD dalam pernyataannya, Kamis.
“Peningkatan infeksi ulang dibandingkan infeksi baru akan menjadi indikasi varian baru telah mengembangkan kemampuan untuk menghindari kekebalan alami dari infeksi sebelumnya,” katanya.
NICD menyebut bahwa Juliet Pulliam, direktur SACEMA dan penulis makalah pra-cetak, mengatakan dalam artikelnya bahwa pola Omicron kemungkinan akan terbentuk di semua provinsi Afrika Selatan pada awal hingga pertengahan Desember.
Analisis didasarkan pada 2.796.982 orang dengan hasil tes positif setidaknya 90 hari sebelum 27 November, di mana 35.670 kemudian diduga terinfeksi ulang.