Jakarta, Gatra.com - Pembangunan infrastruktur yang terus berjalan dari tahun ke tahun di Papua tidak selalu menimbulkan dampak yang positif bagi warga Papua. Pemangku kepentingan terkadang lupa, bahwa ada budaya, alam, dan rumah yang harus dilestarikan dan juga dilindungi yang tentunya adalah rumah dan sumber mata pencaharian dari masyarakat Papua. Persoalan Papua memang bukan hanya insfrastruktur dan Pendidikan. Data pada 2017 atau 2018, terdapat 14% pendapat masyarakat di luar Papua mengatakan masalah Papua adalah infrastruktur dan Pendidikan. Namun sebanyak 14% warga Papua sendiri mengatakan masalah di Papua adalah tentang penegakan HAM.
Demikianlah salah satu hal yang mengemuka dalam webinar FOREXPO 2021 yang diselenggarakan Forest Watch Indonesia (FWI) yang membahas tentang Papua dalam talkshow “Sudah Adilkah Kita Melihat Papua?” yang dilaksanakan pada Kamis, (2/12).
FOREXPO 2021 dilaksanakan selama 3 hari mulai dari hari Rabu, 1 Desember hingga Jumat, 3 Desember dengan mengundang berbagai narasumber dan juga mengangkat topik berbeda yang tentunya masih mengenai isu dalam negeri. Acara ini dilaksanakan melalui aplikasi zoom dan dilakukan juga live streaming melalui akun resmi Youtube dari Forest Watch Indonesia.
Talkshow ini dimoderatori oleh Fahri Salam dari Multatuli Project, dan juga dihadiri oleh narasumber yang Moderator dan Narasumber FOREXPO 2021 Jean Bisay dari Media Jubi Papua, Roy Murtadho dari Indoprogress, Bagja Hidayat dari Media Tempo, dan Elisabeth Asrida dari Media Mangobay Indonesia.
Acara talkshow diawali dengan penayangan video yang diproduksi sendiri oleh pihak Forest Watch Indonesia (FWI). Video diambil langsung di Papua yang menayangkan hutan-hutan yang masih sangat lebat dan juga asri, terdapat pula cuplikan wawancara dengan warga papua asli yang bercerita mengenai kondisi yang sebenarnya terjadi di Papua.
Adanya infrastruktur dan pembangunan yang terus berjalan dari tahun ke tahun tidak selalu menimbulkan dampak yang positif bagi para masyarakat Papua. Pemangku kepentingan terkadang lupa, bahwa ada budaya, alam, dan rumah yang harus dilestarikan dan juga dilindungi yang tentunya adalah rumah dan sumber mata pencaharian dari masyarakat Papua.
Jubi Jean Bisay mengatakan, bahwa saat ingin menyampaikan informasi mengenai Papua, sebaiknya informasi disampaikan dengan baik dan rinci oleh seluruh media, terutama media di luar Papua. “Topik terkait perempuan dan anak mengenai isu umum maupun spesifik terkaiut isu lingkungan saya pikir juga masih sangat kurang di Papua,” kata Elisabeth Asrida dari Mangobay Indonesia.
Bagja Hidayat juga mengangkat topik bahwa saat melihat Papua, lihatlah secara adil dan juga jangan menganggap isu Papua sebagai suatu hal yang sensitif, karena hal itulah masyarakat jadi terbatas saat ingin mengakses informasi mengenai Papua.
Roy Murtadho juga mengatakan hal yang serupa. Menurutnya, segala aspek kehidupan mulai dari HAM, kebijakan ekonomi, sosial, hingga politik dibahas dan dilihat sama sekali tidak adil. Menurut beliau juga, terdapat narasi tunggal yang media lakukan saat melakukan pemberitaan mengenai Papua, dan hal ini harus bisa diusut dan dibongkar penyebabnya sehingga keadilan bisa mencapai titik cerahnya. “Ini yang mesti kita bongkar agar semua orang adil melihat Papua. Kita selalu berbicara mengenai anti-kekerasan, tapi sepertinya belum adil untuk Papua," katanya lagi.