Jakarta, Gatra.com - Dokter Spesialis Anak yang juga anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Irfan Dzakir, Bisphenol-A (BPA) pada kemasan pangan memberi pengaruh besar pada tumbuh kembang anak.
"Seperti tinggi badan dan perkembangan organ seksual anak, hingga gangguan perilaku, dan perubahan mikro struktur otak," katanya di Jakarta, Kamis (2/12).
Menurut Irfan, efek BPA tidak akan langsung terlihat. Lantaran, butuh waktu bertahun-tahun dengan jumlah akumulatif tertentu.
"Patokan pada setiap orang juga berbeda, tidak bisa disamakan. Risiko terbesar ada pada anak- anak dan orang yang memiliki risiko penyakit lainnya," jelasnya.
Irfan juga menyebut, BPA bersifat karsinogenik. Sehingga, dapat mempercepat proses perkembangan sel kanker pada anak-anak dan orang dewasa. Misalnya kanker payudara, kanker rahim, dan kanker prostat.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mewacanakan akan mengambil langkah bijak dengan membuat regulasi Pelabelan Kemasan Pangan yang Mengandung BPA. Tujuannya, agar industri dapat tetap bersaing secara sehat dan memberikan informasi yang jujur kepada masyarakat sebagai konsumen.
Irfan berpendapat, regulasi pelabelan BPA yang akan dikeluarkan oleh BPOM adalah langkah promotif dan preventif yang memang harus dilakukan. Lantaran, langkah ini sejalan dengan program Kementerian Kesehatan.
"Misalnya, kalau pelabelan BPA dapat membuat harga pangan olahan menjadi lebih mahal karena industri harus melakukan re-packaging dan melakukan pelabelan, bisa saja Pemerintah memberikan insentif kepada industri atau melakukan pengurangan pajak. Sehingga tidak memberatkan industri," ujarnya.