Karanganyar, Gatra.com- Puluhan warga Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, menggelar aksi pengusiran pekerja seks komersil (PSK) dari lokasi mangkal favoritnya, Selasa malam (30/11). Warga menancapkan baliho berisi penolakan serta berpatroli di area tersebut.
Perwakilan Remaja Masjid se-Desa Bolon, Tio Iman mengatakan aksi penolakan prostitusi itu dilatarbelakangi makin maraknya transaksi esek-esek di tepi jalan raya sisi selatan wilayah Desa Bolon perbatasan Desa Ngasem. Di lokasi itu sering disinggahi sopir-sopir truk. Didukung pula hotel kelas melati yang bertebaran. Para perempuan sundal biasanya menjajakan diri mulai dini hari.
"Ini aksi kedua. Pada 24 November lalu, kami memasang MMT. Isinya sama. Menolak prostitusi. Sekarang memasang baliho. Sekitar 50 orang warga Bolon ikut aksi mulai pukul 21.00 WIB-22.15 WIB," katanya.
Para penjaja cinta semalam itu sebenarnya sudah lama mangkal di area itu. Ia memperkirakan setahun lebih. Aksi warga merupakan akumulasi keresahan, karena mencoreng moreng nama baik Desa Bolon. Para pelaku penyakit masyarakat juga seakan tidak peduli telah mengganggu ketenangan lingkungan. "Kami memergoki, menegur bahkan memasang MMT penolakan. Tapi seperti kucing-kucingan. Kabur lalu balik lagi," katanya.
Para warga siap menggelar aksi lanjutan apabila prostitusi tetap marak. Mereka tak mau hanya menunggu aparat bertindak. Sementara itu Kepala Satpol PP Karanganyar Yophi Eko Jatiwibowo mengatakan telah rutin berpatroli di lokasi marak prostitusi itu. Namun sering tak membuahkan hasil.
"Entah karena operasi bocor atau bagaimana, selalu sepi di lokasi. Sebenarnya pemdes sudah minta penertiban itu. Juga kami laksanakan. Tapi memang praktik pekat itu sembunyi-sembunyi," katanya.
Aksi warga melakukan penolakan diapresiasinya. Menurutnya, itu tindakan paling solutif. "Warga merupakan bagian penting dari Kamtibmas. Mereka cepat bereaksi. Ini yang perlu diminculkan ke semua wilayah. Tentunya terukur. Saya apresiasi aksi semalam itu tak menimbulkan kerusuhan. Ke depan akan dicari solusi bersama. Misalnya memasang pos ronda di situ dan ditambah penerangan," katanya.