Jakarta, Gatra.com - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pengembangan industri hijau memiliki banyak tantangan.
Pertama, industri hijau membutuhkan riset dan pengembangan yang ekstensif serta dapat diaplikasikan secara multisektoral. Kekinian teknologi juga menjadi syarat utama yang dibutuhkan industri nasional.
"Ini masih sangat kurang, baik dari sisi SDM, maupun fasilitas riset," katanya dalam acara Penganugerahan Industri Hijau secara virtual pada Selasa (30/11).
Kedua, lanjut Menperin bahwa masih banyak industri yang menggunakan mesin berteknologi lama. Sehingga, produksinya cenderung tidak efisien, menghasilkan limbah atau polusi yang cukup tinggi.
Ketiga, pergantian peralatan atau alat fabrikasi yang hijau dan efisien membutuhkan biaya tinggi.
Menurut Agus, hal ini menciptakan keengganan industri untuk menambah capex mereka ke permesinan yang dapat mendorong efisiensi dan pengembangan industri hijau.
Keempat, industri hijau membutuhkan SDM dengan kualifikasi tinggi dan berpengalaman. Sayangnya, Indonesia masih kekurangan SDM industri yang memenuhi standar ini.
"Kita masih kekurangan keahlian, capacity dan capability di bagian ini. Learning dan experience sharing masih kurang, sehingga tingkat kompetensi belum dapat mengikuti kemajuan green technology dalam sektor manufaktur," jelasnya.
Kelima, masih kurangnya insentif, baik fiskal dan non-fiskal yang mendukung pengembangan industri hijau.
"Dihadapkan pada sekian tantangan yang tidak ringan tersebut, saya menangkap gairah dan semangat yang tinggi dari para pelaku industri untuk menghadirkan industri yang lebih bertanggung jawab terhadap kehidupan manusia dan kelestarian alam," ujarnya.