Bogor, Gatra.com – Plt Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA), Reni Yanita, menyebut, potensi pasar industri kosmetik cukup besar.
Berdasarkan data International Trade Center (ITC), nilai pasar ekspor produk kosmetik di dunia pada tahun 2020 mencapai US$140 miliar. Negara eksportir utamanya yakni Prancis, Amerika Serikat, dan Jerman.
Sedangkan nilai ekspor Indonesia sendiri mencapai US$784 juta, atau 0,56 % dari total nilai pasar ekspor. Produk yang diekspor meliputi produk Essential oil & toiletries, sabun, produk lulur kulit dan wajah, serta parfum, dan cairan pewangi.
"Hingga saat ini tujuan utama ekspor Indonesia adalah ke negara-negara Asia Tenggara, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Spanyol, Timur Tengah, Jepang, dan Tiongkok," katanya dalam acara Cosmetic Day 2021 di Bogor, Minggu (28/10).
Sayangnya, impor produk kosmetik Indonesia masih lebih besar dari ekspor, mencapai US$1,13 miliar. Dalam data BPS, kontribusi industri kosmetik termasuk farmasi dan obat tradisional terhadap PDB pada tahun 2020 mencapai 1,92%.
Kementerian Perindustrian, terus mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri kosmetik nasional. Khususnya bagi industri kosmetik yang memanfaatkan bahan baku lokal. Sehingga mampu mengurangi impor bahan baku.
"Ditjen IKMA telah banyak melakukan pembinaan dan pengembangan IKM kosmetik di antaranya melalui pendampingan penerapan dan sertifikasi Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB), fasilitasi mesin dan peralatan, fasilitasi promosi, peningkatan kompetensi SDM, penerapan industry 4.0 serta penguatan branding produk kosmetik," jelasnya.
Menurut Reni, saat ini tren kosmetik telah beralih kepada penggunaan bahan alami atau herbal. Hal ini merupakan suatu peluang yang harus dimanfaatkan industri kosmetik dalam negeri untuk mendominasi pasar. Pasalnya, Indonesia memiliki sekitar 30.000 jenis tanaman obat-obatan, 350 jenis di antaranya sudah dimanfaatkan secara teratur oleh industri herbal.
"Tantangan berikutnya adalah pengembangan produk-produk kosmetik inovatif berbahan baku lokal. Perlu dilakukan penelitian yang lebih intens untuk dapat mengembangkan tanaman-tanaman lokal tersebut agar memenuhi standar yang dibutuhkan industri Kosmetik," ucapnya.