Banyumas, Gatra.com – Sedikitnya sebanyak 250 orang berasal dari lintas elemen menggelar aksi bersih Sungai Kranji, Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat (26/11). Bersih sungai ini dipusatkan di Bendungan Banjaran II.
Acara ini melibatkan seluruh komponen staf dan Koordinator Kelompok Lapangan Balai PSDA Serayu Citanduy, Dinas DPU kab Banyumas, DLH Kab Bms, Cabang Dinas Kehutanan wilayah VI dan X Provinsi Jawa Tengah, Forkompincam Purwokerto Timur, PMI dan Masyarakat Peduli Sungai Serayu (Formas psda serayu), Masyarakat peduli sungai kranji, Forum Relawan Lintas Organisasi Banyumas (FORTASI) serta Mapala Unsoed. Selain itu hadir pula ratusan relawan Forum Lintas Organisasi (Fortasi)
Kepala Balai PSDA Serayu Citanduy, Sukamta mengatakan acara ini digelar sebagai antisipasi menjelang musim hujan sekaligus mengedukasi agar masyarakat turut melestarikan lingkungan. Selain itu, bersih sungai juga bagian dari rangkaian peringatan Hari Bakti Pekerjaan Umum, merupakan sejarah yang harus selalu diingat dan dikenang oleh masyarakat khususnya insan Pekerjaan Umum.
“Tanggal 3 Desember 1945 telah gugur tujuh orang staff PU yang berjuang mempertahankan Markas Departemen Pekerjaan Umum di gedung Sate kota Bandung,” katanya, Jumat (26/11).
Karena itu, seluruh jajaran Pekerjaan Umum secara nasional khususnya Balai PSDA Serayu Citanduy memperingati setiap tahunnya. Salah satu caranya yakni dengan mengajak seluruh komponen dinas dan Masyarakat yang menjadi ujung tombak pengelolaan Sumber Daya Air (SDA).
Tema Hari Bakti tahun 2021 adalah ‘Dengan Semangat Proklamasi Kita Berprestasi Untuk Menghasilkan Infrastruktur Terbaik Sesuai dengan Amanat Kepada Kementerian PUPR Sebagai Bentuk Bakti Kepada Negeri’.
Sementara, Ketua Forum Masyarakat Serayu, Eddy Wahono berharap acara bersih sungai tidak hanya diadakan secara seremonial saja, namun harus berkelanjutan. Sebab, dibutuhkan peran dinas selaku fasilitator dan motivator untuk masyarakat khususnya di tepian sungai.
“Ditengarai kerusakan sungai terutama kualitas air sungai yang dari tahun ke tahun semakin menurun. Khususnya sungai di wilayah perkotaan. Akibat dari ulah masyarakat yang tidak memelihara kelestarian sungai. Sungai masih dijadikan tempat pembuangan sampah,” kata Eddy.
Menurutnya, kondisi ini disebabkan alih fungsi lahan di hulu sungai yang semakin tidak terkendali, berkurangnya daerah resapan, penyempitan sungai akibat bangunan yang didirikan masyarakat yang tidak mematuhi kaidah aturan.
“Sudah mulai memasuki musim penghujan, diharapkan dinas segera mendata dan melaksanakan langkah-langkah teknis pencegahan untuk meminimalisir dampak banjir, pada drainase perkotaan dan sungai yang retensi banjir seperti Kali Bener. Untuk itu sekiranya perlu dibentuk tim pengawasan terpadu,” ujar Eddy.
Dalam bersih sungai kali ini, terkumpul sampah sebanyak tiga truk.