Home Ekonomi Pakar Komunikasi UIN Jakarta Sampaikan 3 Usulan untuk Penguatan P3PD

Pakar Komunikasi UIN Jakarta Sampaikan 3 Usulan untuk Penguatan P3PD

Jakarta, Gatra.com – Pakar Komunikasi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, menyampaikan 3 masukan untuk lebih mengefektikan pelaksanaan Program Penguatan Pemerintah dan Pembangunan Desa (P3PD) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

“Saya ada 3 [usulan] ya. Pertama, penguatan manajemen birokrasinya. Karena harus ada kejelasan,” kata Gun Gun dalam Focus Group Discussion (FGD) Sosialisasi dan Strategi Komunikasi P3PD di Jakarta pada Kamis (25/11).

Menurutnya, hal itu harus dilakukan meskipun mungkin untuk tingkatan pemerintah pusat sudah tertata secara baik, namun di tingkat daerah hingga desa banyak harus dikoordinasikan lagi. “Ada konsolidasi atau rekonsolidasi manamejen birokrasi,” ucapnya.

Usulan kedua, lanjut Gun Gun, yakni penataan data. Ini harus ada data terpadu atau sinkronisisasi sehingga tidak terdapat perbedaan data sebagaimana yang kerap terjadi di pemerintahan.

Data tersebut, misalnya mengenai jumlah desa di Indonesia yang sebarannya sangat banyak dengan disparitas desa-kota yang luar biasa. “Jawa non-Jawa juga sering kali bermasalah. Oleh karena itu, itu yang disebut sinkronisasi data,” katanya.

Usulan terakhir, ujar Gun Gun, yakni harus banyak melakukan treatment komunikasi agar program P3PD ini bis dimengerti, diterima, dan diimplementasilkan di masyarakat desa di seluruh Indonesia.

Banyaknya perbedaan adat istiadat, budaya dan sebagainya, maka pola komunikasi atau penyampaian informasi harus disesuaikan dengan berbagai karakteristik masyarakat yang hendak dituju, sehingga mereka bisa menangkap pesan sesuai yang diinginkan oleh pemerintah.

“Kalau kemudian perhatikan, sebenarnya banyak program yang tidak tepat guna dan tidak tepat sasaran. Sebenarnya bukan enggak bagus, tetapi tidak berbasis kebutuhan,” katanya.

Menurutnya, basis kebutuhan itu sangat signifikan terutama untuk merelevansikan antara objektif dengan tujuan yang ingin dicapai menggunakan tool, terutama dengan komunikasi untuk memahamkan warga yang mejadi sasarannya, sehingga akhirnya bisa sinergi.

“Kan kalau tanpa ada penerimaan atau aksebiliti dari masyarakat, program sebagus apa pun menuculnya justru resistensi,” katanya.

186