Jakarta, Gatra.com - Manajemen WhatsApp bersama Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menutup rangkaian program WhatsApp Entrepreneurship Education. Program ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan WhatsApp untuk mendukung pemerintah meningkatkan jumlah wirausaha muda di Indonesia.
“Pada kondisi bonus demografi ini, penting bagi kita untuk membekali generasi muda dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan potensi dan mempersiapkan mereka ke masa depan yang serba digital,” kata Wardani Sugiyanto, Direktur SMK di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia.
“Kami yakin kemampuan wirausaha adalah keterampilan yang amat penting, tidak hanya untuk membekali generasi muda untuk menghadapi dan mengambil peluang dengan mengisi jenis-jenis pekerjaan baru di masa depan, namun juga menciptakan dan menghadirkan banyak lapangan kerja bagi generasinya kelak," katanya dalam siaran pers kepada Gatra.com (25/11).
Wardani menambahkan, “Kami mengapresiasi WhatsApp dan Prestasi Junior Indonesia yang telah menginisiasi WhatsApp Entrepreneurship Education untuk para siswa dan guru di Indonesia. Dengan model pembelajaran blended yang unik, kami percaya program ini akan mencapai lebih banyak lagi anak muda untuk membantu meraih aspirasi masa depan mereka.”
Pada program ini, setidaknya ada 23 Master Teacher di delapan kota melewati rangkaian program pelatihan untuk kemudian melatih 240 guru dalam menyampaikan kemampuan wirausaha dasar dan WhatsApp Business melalui grup WhatsApp. Bersama, para guru ini telah mendidik lebih dari 15.700 siswa dari 144 sekolah di 15 kota/kabupaten Indonesia sejak Agustus. Hingga akhir tahun pelajaran 2021, program ini menargetkan untuk mencapai lebih dari 20.000 siswa.
Selain membangun semangat dan aspirasi kewirausahaan di kalangan calon pengusaha muda, penyampaian modul melalui platform digital juga membantu para guru untuk meningkatkan kompetensi digital mereka.
Modul-modul berbasis video yang disampaikan dilengkapi dengan lembar kerja untuk siswa dan disampaikan melalui metode pembelajaran campuran. Seri modul kewirausahaan terdiri dari enam topik mengenai kemampuan berbisnis mengajak peserta menggali motivasi dan pemahaman kewirausahaan, serta menantang mereka untuk mengetahui, mengembangkan, dan mendekati target pasar mereka. Sementara, seri modul WhatsApp Business yang terdiri dari empat topik mencakup layanan, keunggulan, praktik-praktik terbaik, dan tips keamanan di platform WhatsApp Business.
“Saat ini para wirausaha tidak hanya ditantang untuk menciptakan usahanya, tetapi juga memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan pendapatan. Oleh karena itu, kami sangat senang mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan WhatsApp, membuat program yang memberdayakan generasi muda dan membantu mereka menjawab tantangan tersebut dengan kewirausahaan dan kecakapan digital di WhatsApp Business,” kata Anggota Dewan Nasional Prestasi Junior Indonesia, Arif P. Rachmat.
Arif melanjutkan, “Kami harap dengan program ini para siswa tidak hanya memperoleh ilmu yang dibutuhkan untuk mengembangkan ide bisnis mereka dan memanfaatkan WhatsApp Business dalam memasarkan produk secara efektif, tetapi juga mengajak UKM lain di komunitas mereka untuk turut bergabung ke ekonomi digital.”
Berdasarkan Manajer Kebijakan Publik WhatsApp di Indonesia Esther Samboh, Pemuda Indonesia adalah penggerak utama dalam meningkatkan potensi bangsa sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Oleh karena itu, perlu untuk mengatasi tantangan yang tersisa dalam literasi digital dan akses infrastruktur digital terutama di daerah terpencil.
Esther menambahkan, “Kami sangat gembira melihat model pembelajaran campuran yang memanfaatkan WhatsApp ini berhasil memberdayakan ribuan guru dan siswa, termasuk di daerah pelosok. Kami percaya bahwa WhatsApp dapat menjadi platform yang efektif dalam mendukung proses belajar mengajar, dan meningkatkan kualitas pendidikan. Ke depannya, kami berharap program ini dapat memberdayakan lebih banyak lagi siswa dan wirausaha muda di Indonesia, di mana pun mereka berada.”