Jakarta, Gatra.com - Direktur Riset Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Berly Martawardaya mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 mendatang pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,3 persen.
Penetapan tersebut, jelas Berly tak terlepas dari terkendalinya kasus Covid-19 yang mendorong kembali geliat ekonomi nasional. Selain itu, dari sisi perekonomian global, diprediksi akan terjadi commodity supercycle atau periode kenaikan harga komoditas dalam waktu yang panjang.
"INDEF mengkalkulasi dan memproyeksi khususnya di kondisi pandemi, tahun depan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,3 persen," ujar Berly dalam webinar INDEF, Rabu (24/11).
Berly menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah diprediksi akan stabil di kisaran Rp14.500 per dolar Amerika (USD). Angka ini sejalan dengan semakin membaiknya kinerja ekspor.
Sementara itu, tingkat inflasi diprediksi akan stabil di kisaran 3,5 persen. Adapun angka tingkat kemiskinan akan mengalami penurunan menjadi 9,3 persen, demikian pula tingkat kesenjangan berada di 0,38.
"Tingkat pengangguran terbuka tertolong dengann naiknya beberapa sektor ekonomi sehingga di angka 6 persen," ujar Berly.