Karanganyar, Gatra.com- Tim Satreskrim Polres Karanganyar mengajak orangtua dan guru mendeteksi dini perilaku menyimpang anak-anaknya. Bisa jadi perilaku tersebut terpengaruh narkoba.
"Beri pendekatan selayaknya orangtua dan guru yang peduli. Kalau lihat anaknya berbeda, menyendiri, gampang emosi dan bergaul enggak benar dengan teman nakal, langsung ditegur. Jangan sampai terpengaruh ke kenakalan remaja. Apalagi miras dan narkoba," kata Kaurbinops Satnarkoba Polres Karanganyar, Iptu Sri Hajar Budhiarto dalam Sosialisasi Bahaya Narkoba pada siswa SD di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar, Rabu (24/11).
Ia menyebut kalangan usia dini sasaran empuk peredaran narkoba. Polanya sudah bergeser dari remaja SMA/SMK sederajat ke usia lebih muda. Kondisi ini dipengaruhi letak geografis dan demografis Indonesia. "Indonesia terdiri dari ribuan pulau. Peredaran narkoba di Indonesia seperti dimudahkan dengan kondisi itu. Apalagi demografinya dinamis," katanya.
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, terdapat 803 narkoba jenis baru yang beredar di dunia. Celakanya, 74 diantaranya sudah ditemukan peredarannya di Indonesia. Badan Narkotika Nasional (BNN) menggandeng seluruh stakeholder supaya mencegah penyalahgunaannya, terutama di kalangan pelajar. Dijelaskan lebih lanjut, puluhan narkoba jenis baru tersebut memiliki konsep dan tujuan merusak generasi muda bangsa Indonesia. Sehingga tidak mengherankan karakteristiknya serupa, yakni dijual dalam paket hemat dan tak langsung memberi efek adiktif.
"Mungkin pengedarnya memberinya secara gratis dulu. Dia rugi enggak masalah. Tapi setelah bergantung, baru dijual secara profit," katanya. Persentase penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang di dunia menunjukkan peningkatan tiap tahun.
"Daya rusak narkoba lebih serius dibanding dengan korupsi dan terorisme, karena narkoba dapat merusak otak yang akan menimbulkan penyakit kronis dan kambuhan. Penduduk indonesia kurang lebih 250 juta jiwa sebagai pasar potensial narkoba. Jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia kurang lebih 4 juta orang," katanya merujuk data BNN.
Sekretaris Disdikbud Karanganyar, Nurini Retno Hartati mengapresiasi hadirnya tim Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di lingkungan sekolah. "Deteksi dini sangat diperlukan. Apalagi dibentuk tim dengan melibatkan anak, orangtua, guru dan penegak hukum. Harus dimulai dari pencegahan kenakalan pelajar," katanya.