Karanganyar, Gatra.com - Semangat menciptakan nuansa pemilihan umum (Pemilu) jujur, adil dan berintegritas, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Karangnyar, Jawa Tengah (Jateng), menyasar para pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) juga mahasiswa.
Sebelumnya, Bawaslu mendeklarasikan 19 desa anti politik uang dan desa pengawasan partisipatif. Hal itu dikemukakan Ketua Bawaslu Kabupaten Karanganyar, Nuning Ritwanita Priliastuti kepada Gatra.com usai menandatangani MoU sekolah pengawasan partisipatif di Akademi Peternakan Karanganyar (Apeka), Selasa (23/11).
"Ada 19 desa yang dibentuk komunitas anti politik uang dan pengawasan partisipatif sejak 2020 sampai sekarang. Nah, giliran kaum pelajar usia cukup untuk ikut serta," katanya.
Sekolah pengawasan partisipatif telah diselenggarakan di sejumlah SMA/SMK sederajat. Kemudian juga dibentuk Saka Adyasa hasil kerjasama Kwarcab Karanganyar. Lalu berdialog bersama mereka pada kegiatan Nyemplung Pawiyatan.
"Harapannya bahwa pemilih pemula sebagai garda terdepan bersedia menolak segala bentuk pelanggaran pemilu, dan diharapkan pemilih pemula jangan sampai menjadi sasaran empuk dalam politik transaksional atau politik uang dan mewujudkan pemilih pemula yang sadar demokrasi," katanya.
Nuning mengatakan, sosialisasi tentang pengawasan pemilu secara partisipatif mengambil berbagai kesempatan. Mulai agenda non formal di tingkat rt/rw sampai di bangku sekolah. Saat ini, dikembangkan ke materi pelajaran PPKN atau kewarganegaraan.
"Terutama bagi pelajar SMA/SMK yang memiliki hak pilih. Materi tentang demokrasi dan pendidikan politik supaya dimasukkan ke pelajarannya. Artinya, menjadi bahan pendidikan formal," katanya. Para kader pengawasan partisipatif tersebut diharapkan efektif menciptakan pemilu jujur adil dan berkualitas pada pesta demokrasi 2024.