Medan, Gatra.com- Perempuan bernama Rieska Melia Suryadi sudah bersiap dengan busana senamnya. Mulai memilih lagu dan instrumen yang akan mengiringi aktivitas senam zumba yang akan dilakukan sore itu. Dia bersiap berdiri di depan, menghadap cermin dan mulai menggerakkan tubuhnya dan sesekali menyapa peserta senam yang akan ikut olah raga.
Ibu dua anak tersebut merupakan salah satu instruktur zumba di Tarutung, Tapanuli Utara (Taput). Dia sehari-hari membimbing sejumlah warga untuk ikut berolahraga dengan baik untuk kesehatan masyarakat. Perempuan yang lahir di Jakarta, 17 April 1981 itu mengaku bahwa peminat zumba adalah orang orang yang ingin melakukan aktivitas olahraga dengan kebebasan gerak.
Karena olahraga jenis senam tersebut merupakan latihan fisik yang memadukan kombinasi tari salsa dan gerakan aerobik. Fokus senam ini adalah menggerakkan seluruh anggota badan dengan mengikuti irama musik. Sehingga tidak ada yang rumit. Gerakannya dapat ditentukan sesuai dengan arahan instruktur. Zumba bagian dari koreografi yang biasanya menggunakan music yang energik. Karena music sangat mempengaruhi pada gerakan. Sehingga musik yang digunakan juga harus dipertimbangkan dari aspek tempo, katanya.
Sedangkan senam aerobik umumnya dimulai dengan pemanasan, lalu dilanjutkan dengan gerakan yang lebih intens untuk meningkatkan denyut jantung. Musik yang digunakan biasanya bertempo agak cepat dan selalu konstan sepanjang senam.
Bedanya, kerumitan zumba karena memiliki variasi gerakan lain yang tidak termasuk dalam kategori olahraga kardio. Variasi gerakan zumba biasanya tergolong dalam olahraga ketahanan (resistance) Kalau untuk manfaatnya sangat banyak, untuk kesehatan jantung, menjaga kadar gula darah, memperbaiki pernapasan, menurunkan berat badan, membentuk tubuh ideal dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Rieska menuturkan bahwa olahraga zumba di tengah pandemi covid 19 sangat baik. Selain aktivitas senamnya yang dapat dibatasi serta dilakukan tanpa kontak fisik, zumba juga dapat dilakukan di tempat tempat yang aman jauh dari kerumunan. Sehingga masyarakat dapat melakukan aktivitas tersebut dengan baik.
Sama halnya dengan mereka yang melakukan aktivitas senam di sanggar milik Germawaty Hutauruk. Sanggar yang terletak di kawasan jalan Jl. Raja Johannes Hutabarat No.3, Hutatoruan V, Tarutung tersebut saat ini terus membuka ruang bagi warga yang ingin mengikuti aktivas olaraha jenis senam. Namun sekalipun dibuka untuk umum, tidak semua warga dapat bergabung dengan sanggar tersebut.
Ketentuan utama yang harus dipenuhi warga yang ingin bergabung di sanggar mereka adalah wajib vaksin ke II, serta harus tunduk pada aturan Protokol Kesehatan (Prokes). Sebab menurut Germawaty selaku pendiri dan pemilik sanggar, aktivitas senam di sanggarnya untuk membantu memberikan ruang olah raga bagi warga agar hidup lebih sehat. Karena itu segala sesuatu yang sudah menjadi aturan kesehatan di masa pandemi covid 19 harus diikuti.
"Senam zumba pada dasarnyakan bukan hanya sebagai olahraga, tetapi juga rekreasi yang dapat dijadikan sebagai bagian dari peningkatan imunitas. Peningkatan imunitas ini yang dibutuhkan dalam melawan dampak negatif pandemi covid 19," jelasnya.
Karena itu, Germawati mengatakan bahwa ketentuan sudah vaksin ke II yang diterapkan di sanggarnya adalah ketentuan mutlak. Selain itu menjaga diri agar terhindar dari dampak negatif covid 19, syarat itu juga diterapkan sebagai bagian dari dukungan terhadap program vaksinasi yang dilakukan pemerintah.
"Semuanya untuk kebaikan bersama. Karena itu kita harus mendukungnya. Karena tujuan olah raga adalah untuk sehat. Bukan untuk sakit, apalagi untuk menambah masalah baru saat kita sedang berjuang bersama melawan pandemi," ujarnya.
Ditanya apakah terganggu dengan penerapan Prokes saat melaksanakan zumba, Germawaty mengatakan tidak. Bahkan mereka sangat tidak nyaman jika ada peserta senam yang mengabaikan Prokes. "Karena itu kesepakan awal harus sudah vaksin dua kali serta tunduk Prokes, apabila tidak kesepakatan makan kita keluar dari sanggar," jelasnya.
Salah satu pegiat senam di Tarutung, Fendiv Tobing mengatakan bahwa saat ini untuk dataran tinggi seperti Tarutung, zumba dapat dijadikan rujukan olahraga yang tepat ditengah pandemi. Karena olah raga jenis senam itu dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, dalam olahraga zumba tidak ada aturan baku yang membuat pesenam menjadi kaku. Karena itu, warga yang jarang olah raga sekalipun tidak perlu bingung untuk ikut dalam sanggar-sanggar senam.
"Tetapi memang harus kita akui bahwa ketentuan pemerintah seperti vaksin dan Prokes tidak boleh diabaikan. Karena ketentuan itu sudah menjadi bagian dari hidup kita memasuki kenormalan baru saat ini," katanya.
Mantan sekretaris Persani Taput tersebut mengatakan bahwa olah raga senam merupakan olah raga yang baik dapat dapat dilakukan dengan mudah. Pada dasarnya senam memberikan kontribusi besar dalam menggerakan seluruh organ tubuh. Sehingga secara sempurna dapat memberikan dampak baik terhadap tubuh. Kalau harapan kita olah raga ini di daerah semakin dimaksimalkan. Khususnya di daerah dataran tinggi yang suhu lingkungannya dingin. Aktivitas olah raga ini dapat membantu memaksimalkan seluruh organ tumbuh agar dapat bekerja dengan baik, jelasnya.