Jakarta, Gatra.com- Bertepatan dengan hari Pohon Sedunia (World Tree Day) yang jatuh pada 21 November, Journey to Zero (JTZ) meluncurkan video musik baru berjudul Lestari (Life We Can’t Waste). Karya ini merupakan hasil kolaborasi musisi-musisi muda Indonesia, yaitu Nikita Dompas, Anda Perdana, Faye Risakotta, dan Herald Genio.
Communication Manager Katingan Mentaya Project (KMP), Syane Luntungan mengatakan bahwa keterlibatan JTZ dalam lagu Lestari (Life We Can’t Waste) adalah untuk memfasilitasi keinginan para musisi muda yang terinspirasi oleh kampanye JTZ.
“Semangat project lagu Lestari (Life We Can’t Waste) adalah kolaborasi dalam memerangi efek perubahan iklim sekaligus ingin mendekatkan diri kepada generasi muda sebagai penerus. Kami ingin mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam upaya globa ini.” tegas Syane dalam konferensi pers virtualnya, Selasa (23/11).
Hal yang sama diungkapkan Music Director Lestari (Life We Can’t Waste), Nikita Dompas yang terinspirasi oleh project Journey to Zero dan ingin ikut terlibat aktif dalam menjaga bumi. “Sebagai musisi kami juga tidak bisa tinggal diam dan ingin ikut melakukan pencegahan terhadap pemanasan global dan climate change ini,” ujarnya.
Bentuk kepedulian itu adalah dengan menyampaikan pesan dalam video tersebut. “Kami tuangkan melalui lagu agar semua orang terutama generasi muda mulai start action dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan dalam keseharian kita,” ungkap Nikita.
Ditambahkan Nikita, yang menarik dari lagu Lestari (Life We Can’t Waste) ini adalah penggunaan tiga bahasa, yaitu Bahasa Dayak Ngaju, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. "Ini untuk menunjukkan bahwa kearifan lokal kita bisa menjadi solusi permasalahan global,” ujarnya.
Sementara itu, Video Director Lestari (Life We Can’t Waste), Upie Guava bersemangat mendukung project ini sebagai bentuk kepeduliannya terhadap isu global climate change. Dengan mengusung teknologi berupa gambar dan suara 360, ia ingin mengajak semua penonton untuk menjadi bagian dari video itu sendiri.
“Saya ingin video ini selain bisa menghibur penonton dengan pengalaman unik, juga berbagi informasi mengenai isu global yang sedang kita hadapi serta upaya penanggulangannya dalam aktivitas keseharian kita,” ujar upie.
Sebagai informasi, JT adalah inisiatif yang diusung oleh Katingan Mentaya Project yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca melalui aktivitas sehari-hari.
Dengan mengangkat tagar #BirukanLangit, movement ini mengajak masyarakat, terutama anak muda, untuk menjaga dan merawat bumi. Katingan Mentaya Project sendiri merupakan sebuah inisiatif restorasi ekosistem yang melindungi hutan rawa gambut di Kalimantan Tengah, Indonesia.
Project Lestari (Life We Can’t Waste) ini tidak hanya melibatkan para musisi saja, beberapa kolaborator yang terdiri dari Praktisi Circular Fashion, Waste Management, dan Waste Processor turut mendukung pembuatan video klip ini.
Para Kolaborator seperti Ensemble, Bluesville, PijakBumi, Pable, dan Rekosistem mempunyai perhatian yang sama dan ikut memberikan dukungannya untuk project ini melalui bidang mereka.
Aryenda Atma, Founder Pable, yang mewakili para kolaborator mengaku sangat bangga dapat terlibat langsung dalam project Lestari (Life We Can’t Waste) ini dan terbuka untuk kolaborasi sejenis di masa depan. “Keterlibatan para seniman dan kolaborator ini semakin membuat kami merasa tidak sendiri dalam mengkampanyekan isu global tersebut karena membutuhkan peran aktif semua pihak," katanya.
Termasuk dalam hal edukasi tentang limbah tekstil. Atma menyebut hal ini akan meningkatkan kepedulian anak muda akan lingkungan. "Generasi muda lebih aware kolaborasi yang punya visi sama, tidak hanya sesama manusia tapi juga lingkungan," jelasnya.