Banyumas, Gatra.com – Di tengah menurunnya kasus Covid-19, kasus demam berdarah (DB) di Banjarnegara, Jawa Tengah justru terpantau naik. Kenaikan kasus ini salah satunya dipicu tibanya musim hujan.
Perihal peningkatan kasus DB ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banjarnegara angkat bicara. Masyarakat diminta waspada dan cara untuk melawannya dan yang paling baik adalah dengan meningkatkan kekebalan tubuh.
“Ini kan virus obatnya gak ada, yang bisa melawan ya kekebalan tubuh, makanya harus ditekan faktor penyebaran vektornya. Penularan lewat hewan, dan tidak menular antar-manusia,” kata dr Agus Ujianto Ketua IDI Banjarnegara, Senin (22/11).
Agus menjelaskan, proses masuknya virus ini ke tubuh manusia melalui nyamuk, dan diinangkan di dalam tubuh manusia. Kemudian, virusnya berkembang biak dan menyerang pembuluh darah manusia. Akibatnya ada gangguan di pembuluh darah dan berkurangnya trombosit. Akibatnya penderita bisa mengalami anemia atau kurang darah karena pembuluh darah pecah.
“Akhirnya ada pembekuan di dalam pembuluh darah, pembuluh darah pecah. Bisa menjadikan muntah darah, berak darah bahkan pembuluh darah di paru-paru dan organ lain juga rusak. Bisa jadi kegawatan hingga kematian,” jelas Agus.
Ia menambahkan, demam berdarah merupakan tanggung jawab bersama. Pertama adalah bagaimana agar tidak menular. Tenaga kesehatan adalah pengawal agar tidak terjadi syok dan tidak terjadi kematian.
“Tenaga kesehatan memiliki tugas agar tidak terlambat dan tidak terjadi kegawatan. Proses dalam tubuh itu sekitar satu sampai 10 hari siklusnya. Yang paling bahaya adalah hari ke empt sampai hari ke tujuh,” kata Agus yang juga Ketua Perhimpunan Kedokteran Digital Indonesia (Predigti) ini.
Data yang dihimpun kasus demam berdarah di Rumah Sakit Islam Banjarnegara ini pada bulan Juli sebanyak 7 kasus, Agustus 9 kasus, September 17, Oktober 15, dan November hingga minggu terakhir ini mencapai 12 kasus.