Yahukimo, Gatra.com- Kelompok yang menjuluki dirinya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat  Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Kodap 16 Yahukimo mengaku bertanggungjawab atas penembakan yang menewaskan satu anggota TNI dan melukai seorang lainnya di Kabupaten Yahukimo, Papua. Demikian siaran tertulis yang dilansir juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, 21/11.

"Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM telah terima laporan resmi dari pimpinan TPNPB Kodap 16 Yahukimo bahwa mereka bertanggungjawab atas tembak mati seorang anggota TNI," kata Sebby. "Dan seorang lagi mengalami luka tembak, pada Sabtu, 20 November 2021."

Panglima Komando Daerah Pertahanan 16I Yahukimo, Brigadir Jenderal Elkius Kobak mengaku bertanggung jawab atas penembakan yang terjadi pukul 08:00 WIT di Daerah Suruh-suruh yang menjadi wilayah perang Batalyon Yamue.

Hal itu disampaikan Elkius setelah berkomunikasi lewat HP Satelit dengan Komandan Operasi Batalyon Yamue, Kopy Tua Heluka bahwa penembakan terhadap dua anggotaTNI/POLRI. "Benar. Dan pasukan saya yang tembak," katanya.

Elkius Kobak menetapkan Yahukimo adalah wilayah perang pembebasan nasional bangsa Papua untuk merebut kemerdekaan. Dia juga memberikan ultimatum.

1. Hentikan pembangunan MAKO Brimob di Yahukimo serta Koramil di Suruh-suruh.
2. Berhenti Kepala Kepala suku serta Intelektual yang terus menjadi pengkhianat.
3. Masyarakat non Papua Segera tinggalkan Yahukimo karena Yahukimo termasuk dalam perhitungan 34 Komnas PNPB-OPM. "Maka perang jelas tidak akan berhenti," katanya.
4. Berhenti pesawat yang ditumpangi anggota TNI/Polri. "Karena saya dan pasukan akan tembak. Jadi masyarakat jangan ikut," katanya. "Perang tetap berlanjut sampai kita merebut kemerdekaan Papua," katanya.