Banyumas, Gatra.com– Penjabat Bupati Banjarnegara, Syamsudin meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana pada musim hujan ini. Pasalnya, bencana hidrometeorologi berisiko terjadi seturut tingginya curah hujan.
Dia juga meminta seluruh pihak memperkuat mitigasi atau langkah antisipatif pengurangan risiko bencana, menyusul tragedi longsor di Pagentan, Kecamatan Pagentan yang menyebabkan empat korban jiwa.
“Kami juga berpesan kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada karena bahaya bencana dapat datang kapan saja secara tiba-tiba,” katanya, saat meninjau longsor Pagentan, dikutip dari rilis tertulis, Sabtu malam (21/11).
Bersama Forkompinda Banjarnegara, Syamsudin menyambangi lokasi terjadinya bencana tanah longsor di Desa Pagentan, Kecamatan Pagentan, sekaligus ikut menyampaikan belasungkawa terhadap masyarakat yang terkena musibah, Sabtu (20/11).
Dalam kesempatan tersebut, dia juga menekankan kepada seluruh organisasi perangkat daerah agar upaya penanganan bencana dapat dilakukan secara optimal serta agar sosialisasi kepada seluruh masyarakat terkait dengan potensi bencana hidrometeorologi terus ditingkatkan.
Terlebih, berdasarkan kajian risiko bencana yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, diketahui bahwa sejumlah wilayah di wilayah itu mempunyai risiko sedang hingga tinggi terkait dengan kemungkinan terjadinya bencana alam, terutama tanah longsor.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak empat orang meninggal dunia dan satu lainnya mengalami luka dalam kejadian tebing longsor di Desa Pagentan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo menjelaskan, pada Jumat malam (19/11), tebing dengan ketinggian sekitar 25 meter dengan kemiringan sangat terjal, yakni sekitar 70 derajat, longsor dan menimpa dua rumah warga.
Akibat kejadian tersebut, dua rumah warga mengalami rusak berat dan disampaikannya juga bahwa terdapat 5 orang korban dengan 1 korban luka ringan, yakni PO (7 tahun), saat ini tengah dirawat di Puskesmas 1 Pagentan, dan empat korban meninggal dunia, yaitu B (14 tahun), F (11 tahun), A (seorang bidan) dan P (38 tahun).