Batam, Gatra.com-Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melaksanakan kunjungan kerja di Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) pada Jumat (19/11/2021).
Rombongan yang dipimpin oleh Penasihat Menteri Bidang Pertahanan dan Keamanan Maritim, Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio, diterima langsung oleh Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto.
Kunjungan kerja ini sekaligus merupakan rapat kerja lanjutan pembahasan Batam Logistic Ecosystem (BLE) bersama seluruh stakeholders yang ada di Batam yakni Bea dan Cukai Batam, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, Pemerintah Provinsi Kepri, Pemerintah Kota Batam serta Asosiasi Industri Maritim di Kota Batam.
Adapun pembahasan rapat mengrucut pada evaluasi hasil implementasi BLE dan evaluasi penetapan tarif yang mendukung investasi sektor kemaritiman.
BLE merupakan pilot project dan bagian dari National Logistic Ecosystem (NLE) yang telah diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan , pada 18 Maret 2021 yang lalu.
Wakil Kepala BP Batam Purwiyanto mengatakan, selaras dengan hal tersebut BP Batam dan seluruh stakeholders terkait, bahu membahu bersama mewujudkan Batam Logistic Ecosystem yang akan mendukung daya saing Batam sebagai Kawasan Ekonomi Strategis.
“Kami berusaha dan siap melanjutkan arahan dan harapan dari pemerintah, bersinergi dengan semua komponen di Batam, maka kami yakini bukan hanya daya saing Batam yang akan meningkat, tapi Indonesia akan meningkat.” ucap Purwiyanto optimis.
Progres dari BLE, pertama dari sisi infrastruktur, BP Batam selaku pengelola dari Pelabuhan Batu Ampar telah menyiapkan Autogate System dan softwarenya telah dilakukan UAT User Acceptance Testing dengan menggandeng PBM (Perusahaan Bongkar Muat). Dari sisi kepabeanan, Bea dan Cukai Batam mendukung dari sisi layanan STS-FSU yang berhubungan dengan entitas kementerian terkait, serta TPS online akan semakin memudahkan pelaku usaha.
Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio, dalam rapat kerja BLE ini menyampaikan harapan besar bahwa Batam melalui Batam Logistic Ecosystem (BLE) sebagai percontohan nasional akan mengubah paradigma Batam sebagai tujuan kawasan investasi yang kompetitif.
“Batam yang maju hanya dapat berhasil apabila Batam memiliki perubahan paradigma investasi yang ditunggu oleh publik. Batam Logistic Ecosystem akan merubah paradigmanya.” Ungkap Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio, dalam pembukaanya.
Batam didukung dengan sistem BLE dan NLE merupakan satu platform rantai pasok barang yang mengakomodasi mulai dari hulu hingga hilir, dan mempertemukan entitas pemerintah dan entitas bisnis, atau skema G to G, G to B, dan B to B.
Sistem ini akan memutus mata rantai birokrasi layanan logistik dan membuka informasi layanan kepada publik seluas-luasnya yang pada akhirnya akan menurunkan biaya logistik.
Selain evaluasi progres dan implementasi BLE, Kemenko Marves melalui Laksamana TNI (Purn.) Prof. Dr. Marsetio, juga menekankan persoalan tarif. Ia mengapresiasi komitmen yang dilakukan BP Batam untuk melakukan penyesuaian tarif sehingga Batam mampu berdaya saing.
“Jadi sesuai dengan arahan Bapak Menko (Maritim dan Investasi) serta Pak Menko Perekonomian juga, kita harapkan ada perubahan paradigma besar soal tarif. Kalau tarif tidak turun investasi tak mau dateng, karena kalau di Batam, investasi kan ada pilihan. (Singapura dan Malaysia).” katanya.
Usai pembahasan rapat, dirinya mengungkapkan apresiasi atas komitmen besar dari BP Batam untuk melakukan penyesuaian tarif.
“Hari ini saya lihat progres yang sangat luar biasa dipaparkan perubahan dan komitmen tarif. Saya lihat ada semangatnya spiritnya uda berubah. Kita patut optimis target pemerintah akan tercapai.” sambungnya.
Dirinya menjabarkan lebih lanjut bahwa kondisi hari ini adalah efisiensi logistic cost masih lebih mahal 23% dari 100%, bila dibandingkan dengan Singapura yang berada di angka 13%. Adapun target pemerintah pada tahun depan adalah turun menjadi 17%. Dengan dibentuk sistem NLE dan BLE untuk Batam serta penurunan tarif yang telah disesuaikan BP Batam, maka ia optimis Batam mampu mengejar ketertinggalan.
“Kita pake sistem dan tarif kita benahi. Tarif sekarang uda lebih murah dan disesuaikan. Nanti pelabuhan-pelabuhan di kita (Indonesia) akan direct call tak ke negara tetangga, tapi direct ke Batam. Selamat BP Batam, Batam mau berubah. Setelah ini nanti akan ditiru oleh Kepri.” Pungkasnya serambi berpamitan meninggalkan ruang rapat Balairungsari bersama jajaran.
Agenda dilanjutkan dengan peninjauan Auto Gate System secara langsung di Pelabuhan Batu Ampar dan pertemuan dengan para asosiasi industri kemaritiman di Batam seperti INSA, ISAA, APBMI dan ATAK Kepabeanan.
Adapun hasil pertemuan dengan para asosiasi ini menghasilkan reformasi perubahan tarif kepelabuhanan di BP Batam seperti penurunan tarif labuh STS dan FSU yang mendapat insentif potongan harga, selanjutnya untuk tarif yacht, pimpinan BP Batam akan menyesuaikan tarif agar lebih bersaing dengan tempat lain.
BP Batam berkomitmen untuk mewujudkan tarif kepelabuhanan di Batam yang kompetitif dibandingkan dengan tarif kawasan sejenis di negara lain, kemudian membuat kajian dan mengevaluasi penerapan tarif yang sudah berlaku saat ini.