Jakarta, Gatra.com - Melewati usia lebih dari 3 dekade, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) telah memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam perjalanan waktu, ICMI tetap menjaga tiga pilar utama yang menjadi ciri khusus organisasi tersebut yaitu keislaman, keindonesiaan, dan kecendekiawannya.
Meski demikian, tantangan dan peluang silih berganti telah dihadapi ICMI dalam tiga dekade sejak didirikannya oleh Almarhum Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang dikenal dengan BJ Habibie, serta kawan-kawan seperjuangannya. Eksistensi ICMI menjadi semakin diperlukan menuju 100 tahun Indonesia merdeka untuk terus menggerakan roda Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar keberanekaragaman suku bangsa, ras, agama, dan golongan tetap dipelihara sesuai Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Singkat cerita, ICMI dalam kurun waktu ini, menuju 100 tahun Indonesia merdeka, harus melahirkan kader-kader, tokoh, serta pemimpin yang menguasai teknologi dan inovasi.
Sementara itu, dalam kesempatan webinar yang diselenggarakan oleh Forum Dialog Nusantara (FDN) dan langsung dari Perpustakaan Habibie Ainun, Wakil Ketua Umum (Waketum) ICMI Ilham Akbar Habibie menekankan peranan ICM mesti kolaboratif dengan perkembangan jaman. "ICMI harus melek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta dapat menjadi mitra sekaligus masukan strategis dan kritis bagi pemerintah," kata Ilham seperti dilansir dari siaran pers yang diterima Gatra.com pada Jumat, (19/11).
Ketua Dewan Penasihan FDN itu juga mengatakan ICMI dalam kurun waktu 3 dekade mesti melahirkan calon pemimpin bangsa dari berbagai tingkatan, dekat dengan masyarakat dan inspiratif dalam memberikan motivasi bagi kaum muda yang saat ini masuk dalam era informasi teknologi digital yang tak terelakkan. "Ini seperti yang dicanangkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang meluncurkan visi Indonesia 2045 yang disebut menjadi Indonesia Emas," ujarnya.
Proyeksinya, kata Ilham, ekonomi Indonesia tumbuh dengan rerata diatas 5%, Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar ke-5 dunia tahun 2045 mendatang, bebas kemiskinan akut tahun 2040, serta mendorong rasio gini di angka 0,34. "Jadi, para kader ICMI harus bahu-membahu saling mendukung dalam kiprah membangun bangsa dengan menguasai IPTEK dan inovasi," katanya.