Wonogiri, Gatra.com- Berada dalam wilayah pegunungan, daerah Wonogiri masuk dalam zona merah rawan bencana alam. Hal tersebut berdasarkan pemetaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengatakan, menyusul pemetaan dari BNPB, maka perlu adanya langkah antisipatif semua pihak. Sebab disaat musim penghujan, terdapat potensi terjadinya bencana alam di Wonogiri.
Adapun bencana yang sering terjadi diantaranya adalah tanah longsor, banjir dan angin puting beliung. Hal ini terjadi karena, kondisi Wonogiri berupa pegunungan dan lembah.
"Itu semua berpotensi di seluruh wilayah Wonogiri. Resiko bencana kita cukup tinggi," kata Bupati Wonogiri Joko Sutopo atau yang akrab disapa Jekek tersebut, Kamis (18/11).
Menurut Jekek, saat ini sudah banyak Desa Tangguh Bencana (Destana) di Wonogiri. Pihaknya juga bakal mendorong semua desa untuk menjadi Destana sehingga juga bisa melahirkan keluarga tangguh bencana.
"Intinya kesadaran masyarakat harus tumbuh mengingat masuknya 25 kecamatan di Wonogiri sebagai daerah zona merah bencana alam," terang Jekek.
Bahkan persoalan banjir akibat luweng mampet di Kecamatan Giriwoyo dan Kecamatan Pracimantoro turut mendapat sorotan Jekek.
"Kita telah berupaya mencari solusi dengan mencari mulut luweng dengan berbagai cara. Tapi ada kendala dimana mencari mulut luweng yang sudah tertimbun tanah," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri Bambang Haryanto menambahkan, jika baru-baru ini juga melakukan komunikasi dengan Badan Geologi.
"Badan Geologi siap membantu mendeteksi lokasi luweng dengan menggunakan alat khusus," tandasnya.