Kupang, Gatra.com – Operasi Zebra Ranakah tahun 2021 merupakan jenis operasi harkamtibmas. Karena itu harus mengedepankan kegiatan preemtif, preventif, dan persuasif. Selain itu, harus humanis dalam rangka meningkatkan kepatuhan dan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
“Sasaran operasi ini meliputi segala bentuk potensi gangguan, ambang gangguan. Ini tentunya dapat menghambat dan mengganggu kamseltibcarlantas serta penyebaran Covid-19. Karena itu diharapkan operasi zebra tahun ini dapat menekan jumlah korban fatalitas laka lantas, meminimalisir kemacetan lalu lintas,” kata Kapolda NTT, Irjen Pol Drs. Lotharia Latif, S.H, M.Hum saat memimpin upacara Gelar Pasukan Operasi Zebra Ranakah 2021 di Mapolda NTT, awal pekan ini.
Seluruh anggota yang terlibat dalam operasi ini, jelas Irjen Lotharia, harus menghindari kekerasan, baik itu kekerasan verbal atau lisan maupun fisik. Karena yang dihadapi tentunya adalah pelanggaran lalu lintas, bukan merupakan kejahatan.
“Hindari tindakan-tindakan kekerasan selama pelaksanaan operasi ini, baik itu verbal, lisan ataupun fisik. Yang kita hadapi ini adalah pelangaran lalu lintas yang bukan merupakan kejahatan. Jangan sampai justru anggota yang melakukan kejahatan dalam menindak pelanggaran lalu lintas,” kata Lotharia.
Terkait hal itu, orang nomor satu di Polda NTT ini menegaskan dalam melaksanakan tugas, anggota mengedepankan cara yang presuasif, humanis, dan edukasi.
"Untuk itu, laksanakan seluruh operasi ini dengan cara yang persuasif, humanis, dan lakukan penyuluhan serta membimbing kepada masyarakat baik langsung maupun melalui media,” tegasnya.
Lebih lanjut Lotharia membeberkan jumlah kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polda NTT berdasarkan aplikasi IRSMS (Integrated Road Safety Management System) yang dikelola Ditlantas Polda NTT pada tahun 2020 sebanyak 1.125 kejadian, dengan korban meninggal dunia 393 orang, luka berat 412 orang, luka ringan 1.327 orang. Dibandingkan pada tahun 2019 sebanyak 1.428 kejadian. Terjadi penurunan jumlah laka sebesar 303 kejadian atau turun 21%.
“Jumlah pelanggaran lalu lintas pada tahun 2020 sejumlah 23.047 pelanggaran dibandingkan tahun 2019 sejumlah 37.302 pelanggaran. Terjadi penurunan sejumlah 14.255 pelanggaran atau menurun 61%,” kata Lotharia.