Home Kesehatan HKN Ke-57, Menkes: Momentum Patuh Protokol Kesehatan

HKN Ke-57, Menkes: Momentum Patuh Protokol Kesehatan

Jakarta, Gatra.com – Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57, setiap 12 November, harus menjadi momentum untuk terus mengedukasi masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan (prokes) di setiap kegiatan mereka. Perkembangan situasi pandemi di Indonesia saat ini memang terus mengalami penurunan lonjakan kasus Covid-19, kasus aktifnya saat ini berada di sekitar 10 ribu orang.

 

Pemerintah pun saat ini tengah menguji coba pembukaan work from office (WFO) untuk industri esensial, dari tadinya 50% work from home (WFH). Kondisi perekonomian juga dilaporkan membaik, pertumbuhan ekonomi lebih baik dari perkiraan badan dunia.

 

Namun demikian, kondisi ini bukan berarti bisa mengendorkan kewaspadaan kita. "Penyebaran virus Corona masih mengintai kita, di mana masih memunculkan banyak varian yang tidak bisa diprediksi karena adanya mutasi virus. Ini adalah momentum kita bersama untuk terus menjaga protokol kesehatan," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam pesannya menyambut HKN 2021, Selasa (16/11). 

 

Oleh karena itu, Menteri Kesehatan mengingatkan, saat ini selain bersyukur karena Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menurunkan lonjakan kasus Covid-19, masyarakat sebaiknya tetap waspada. Dibutuhkan kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di setiap kegiatan dan peningkatan kapasitas 3T (testing, tracing, dan treatment), serta pelaksanaan vaksinasi Covid-19. 

 

Dengan mengangkat tema "Sehat NegeriKu, Tumbuh IndonesiaKu" peringatan HKN  diharapkan menjadi penyemangat bagi para pelaku pembangunan. Termasuk di dalamnya masyarakat umum dan khususnya para penggiat sektor kesehatan untuk terus bangkit dari kondisi pandemi Covid-19.

 

"Semoga peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-57 ini menjadi awal pulihnya berbagai sektor di masyarakat, sehingga Indonesia bisa kembali sehat dan kembali tumbuh," ungkap Budi Gunadi.

 

Menteri Kesehatan merasa perlu mengingatkan soal kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan di setiap kegiatan, karena risiko penularan masih berpotensi terjadi. Ia menilai protokol kesehatan belum menjadi budaya adaptasi kebiasaan baru oleh seluruh masyarakat Indonesia. 

 

Kepatuhan masyarakat dalam menerapkan 3M di tatanan kehidupan keseharian dinilai masih kurang. Ini tercermin dari hasil evaluasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 18 Juli 2021. Dalam evaluasi tersebut, masih banyak terjadi pelanggaran penerapan protokol kesehatan, terutama di pasar (3.781.168 kasus); di kantor (1.527.813 kasus); jalan umum (1.257.544), rumah (334.052), dan di restoran/kedai (281.900).

 

Saat ini, menurut Menteri Kesehatan, seiring meningkatnya mobiltas masyarakat, kegiatan sekolah tatap muka, bergeraknya perekonomian, kegiatan sosial, keagamaan dan olahraga, juga wisata, adaptasi kebiasaan baru harus semakin serius. 

 

Ia juga menunjuk masih banyak anggota masyarakat yang belum divaksinasi Covid-19. Data BNPB pada 26 Oktober 2021 menunjukkan bahwa dari 208.265.720 penduduk yang menjadi target vaksinasi hingga akhir 2021, capaiannya adalah vaksinasi ke-1 berjumlah 115,5 juta (55,5%) dan vaksin ke- 2 berjumlah 70,1 juta (33,6%). 

 

Kondisi pandemi yang terkendali saat ini, perlu ditingkatkan menjadi transisi epidemiologi menuju endemi. Karena itu, Menteri Kesehatan sekali lagi mengingatkan penerapan protokol kesehatan, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan menjadi benteng pencegahan penularan Covid-19 dalam kehidupan sehari-hari. "Serta melakukan vaksinasi Covid-19 secara lengkap," katanya. 

 

Hal senada disampaikan Ketua Umum Panitia HKN ke-57, Prof. dr. Abdul Kadir, bahwa peringatan Hari Kesehatan Nasional tahun ini dijadikan sebagai momentum mengedukasi, mengubah perilaku, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19. Kementerian Kesehatan juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penanganan Covid-19. 

 

Kementerian Kesehatan, kata Abdul Kadir yang juga Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, mendorong penguatan Fasyankes dalam upaya kesehatan promotif dan preventif. "Sehingga seluruh komponen masyarakat dapat kembali produktif di era adaptasi kebiasaan baru," katanya.

 

202