Home Hukum Korban Tewas Ditabrak Bus Rela Jadi Tiga, Sopir Belum Tersangka

Korban Tewas Ditabrak Bus Rela Jadi Tiga, Sopir Belum Tersangka

Sragen, Gatra.com - Jumlah korban meninggal dunia insiden tabrakan karambol Bus Rela dengan dua mobil dan satu sepeda motor di Sragen, Jateng bertambah. Dua korban lain meninggal dunia di rumah sakit.

Sebelumnya, seorang korban meninggal dunia di lokasi kejadian pada Kamis (11/11) yakni Muhammad Reza warga Panggungharjo, Sewon, Bantul. Sehari setelahnya, Barini (51) yang juga warga Panggungharjo meninggal dunia setelah dirawat di RS Kasih Ibu Solo.

Kemudian Fajar Widaryanto (22) juga meninggal dunia, pada Sabtu (13/11) malam.

Bus Rela AD 7147 OA yang dikemudikan warga Semarang, WDD (39) terlibat kecelakaan lalu lintas saat melaju berlawanan arah dengan rombongan pengantin yang menaiki mobil Honda Mobilio AB 1404 UN dan mobil Kijang Innova K 8835 GC. Bus itu juga menabrak Honda Scoopy warna merah berpelat nomor K 4119 RJ. Tiga penumpang mobil meninggal dunia serta delapan lainnya luka-luka. Lokasi kecelakaan di Jl Solo-Purwodadi tepatnya depan SDN Kacangan Sumberlawang, Sragen.

Kasat Lantas Polres Sragen AKP Abipraya Guntur Sulatiasto usai gelar perkara kasus kecelakaan maut Bus Rela, Senin petang (15/11) mengatakan belum menetapkan tersangka kasus tersebut. "Masih pendalaman. Belum (penetapan tersangka)," katanya.

Dijelaskan lebih lanjut oleh Kanit Laka Ipda Irwan Marvianto, pihaknya membutuhkan waktu memproses kasus itu secara bertahap sebelum menetapkan tersangka. Dengan jatuhnya korban jiwa lebih dari seorang, menurutnya memang bisa memperkuat untuk mengarahkan pengemudi sebagai tersangka.

"Masih bertahap. Kalau semua bisa menjadi penguat, sepanjang memenuhi unsur nanti pasti akan ditetapkan tersangka," terangnya.

Pengemudi Bus Rela berinisial WDD telah dimintai keterangan selama 1X24 jam setelah kejadian.

Namun yang bersangkutan masih dalam kapasitas sebagai saksi. Kemudian sopir berinisial WDD asal Semarang itu menjadi tahanan kota. Jika sewaktu-waktu dipanggil untuk melengkapi keterangan, maka harus hadir. Selain pengemudi bus, tim juga sudah memeriksa beberapa saksi termasuk para korban. Sopir juga sudah menjalani tes urine untuk mengetahui kondisinya saat mengemudi. Hasilnya, tidak ditemukan pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang. Sehingga saat kecelakaan terjadi, kondisi pengemudi dipastikan dalam keadaan sehat.

"Sudah kita cek kesehatan, tes urine-nya negatif. Tidak dalam kondisi mabuk atau ngantuk juga," imbuh Kanit Laka.

Adapun pemicu kecelakaan lebih mengarah aksi sopir melaju ugal-ugalan saat melintasi di lokasi kejadian yang jalannya agak menikung.

Sehingga bus berjalan terlalu ke kanan hingga masuk ke lajur berlawanan arah. Perihal kecepatan bus saat kejadian, Kasat memperkirakan kecepatannya cukup tinggi.


 

1891