Tangerang, Gatra.com - Keamanan mobil listrik menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia. Hal itu terungkap dalam riset internal yang dilakukan Wuling Indonesia untuk mempersiapkan diri berpartisipasi di pasar mobil listrik nasional.
Hal itu terungkap dari riset internal yang diselenggarakan Wuling di Indonesia. Menurut Danang Widiatmoko, product planning Wuling Indonesia, soal keamanan ini menjadi perhatian konsumen.
Danang menegaskan bahwa perbedaan pada dasarnya keamanan mobil listrik sama dengan mobil konvensional. Dalam arti didukung fitur safety aktif dan pasif. Seperti struktur baja yang kuat, sistem pengereman mumpuni, airbag dan seatbelt, juga beragam fitur yang aktif membantu pengemudi menghindari insiden.
"Yang membedakan ada pada tiga komponen utama motor listrik yaitu baterai, motor listrik dan electronic control system," kata Danang.
Danang memaparkan bahwa keamanan tiga komponen itu menjadi perhatian utama. Batarei yang digunakan harus memenuhi standar tinggi yang diterapkan baik standar internasional, maupun standar yang disiapkan pemerintah Indonesia. Sebelum bisa diproduksi dan diaplikasikan pada kendaraan, baterai harus lolos beragam uji. "Uji keamanan baterai antara lain uji kerja di suhu ekstrim, uji ketahanan terhadap benturan hingga uji tahan air. Jadi konsumen tidak perlu khawatir jika harus melibat genangan air," terangnya.
Wuling akan memproduksi mobil listrik untuk pasar Indonesia mulai tahun depan. Mobil yang diproduksi di pabrik Wuling di Cikarang itu akan menggunakan platform Global Small Electric Vehicle (GSEV)
Di booth Wuling yang terletak di Hall 3 ICE BSD, turut ditampilkan pula dua produk berbasis GSEV ini. Di Tiongkok, mobil listrik mungil Wuling berbasis GSEV sangat populer.
Handi Ahmad Shidiq, product planning Wuling menjelaskan, platform GSEV dikembangkan sejak 2014. Model pertama yang menggunakan platform E-100 diluncurkan 2017. Saat ini sudah enam model yang dibangun dengan platform GSEV. Termasuk Hong Guan Mini EV yang sangat populer di Tiongkok. Hanya dalam hitungan tahun, populasi kendaraan listrik dengan platform GSEV dikisaran 650.000 unit.
Ada empat poin plus yang ditawarkan platform ini.
Yang pertama adalah dimesin eksterior ringkas, tapi interiornya lapang. Karena ukurannya mungil, parkir jadi mudah. Cari tempat parkir juga lebih mudah. Namun interior kabin tetap lega untuk empat seat.
Yang kedua adalah dirancang untuk penggunaan harian, mulai dari pilihan jarak tempauh yang beragam dari 120 -300 km, fleksibel untuk charging baterai. Di rumah bisa, fast charging juga oke. Kapasitas baterainya yang tidak terlalu besar, maka charging dirumah masih bisa ditoleransi.
Yang ketiga, Mudah mengadopsi fitur-fitur canggih seperti internet of thing, adaptive cruise control, automatic parking dicontrol by smartphone, multimedia by voice command, dan banyak fitur lain seperti yang diaplikasikan di mobil-mobil yang berukuran lebih besar.
Yang ke-empat, dirancang aman baik dari sisi konstruksi mobil, teknologi keamanan dan pengamanan baterai.
Wuling optimis platform GSEV memiliki potensi di segmen kendaraan listrik Di Indonesia. Pasalnya, penelitian Wuling menemukan bahwak kebiasaan berkendara di Indonesia dilakukan untuk kebutuhan komuter dengan jarak yang relatif tidak jauh dan berkendara dengan maksimal empat penumpang. Persepsi masyarakat terhadap mobil listrik pun terbilang positif sebagai transportasi ramah lingkungan.
“Potensi segmen mobil listrik kini semakin besar dengan adanya percepatan elektrifikasi kendaran oleh pemerintah, tren mobil listrik global yang berkembang pesat, dan pengaruh tren tersebut kepada pasar otomotif Indonesia. Selain itu, pengguna mobil listrik bisa menikmati berbagai benefit lainnya yang berbeda,” tambah Danang.