Karanganyar, Gatra.com - Seorang buruh bangunan tertimpa talud Sungai Siwaluh di Jembatan Temu Ireng Kampung Gerdurejo Rt 4/Rw XI Kelurahan Tegalgede Karanganyar, Jateng, Senin (15/11) pukul 11.15 WIB. Tim SAR gabungan menggali material yang menimbun badan sungai untuk mengeluarkan tubuh korban bernama Sastro Setu (62) warga Melikan, Popongan Karanganyar.

Insiden itu terjadi saat lima pekerja sedang menggali fondasi di dasar talud. Satu pekerja di atas talud bertugas menurunkan batang besi ke bawah. Guguran tanah mulai terjadi kemudian diikuti ambrolnya material talud dari ketinggian 12 meter berupa batu bersemen. Melihat datangnya bahaya, para pekerja berlari menghindar. Namun terlambat bagi Sastro karena material talud terlanjur menimpanya.

"Lemahe jugruk (tanahnya longsor)," ujar seorang pekerja Setiawan Hafid, menirukan teriakan Sastro sebelum bebatuan menimpanya, kepada Gatra.com di lokasi.

Setiawan mengatakan lima pekerja lainnya menyelamatkan diri ke tempat lebih aman dan mencari bantuan. Ia menceritakan, kejadian ini merupakan hari pertama mereka mengerjakan proyek. 

Mereka menggali fondasi cakar ayam untuk menguatkan talud yang mengalami retakan. Talud itu sebenarnya sudah selesai dikerjakan 10 hari sebelumnya oleh 15 orang pekerja. Waktu pengerjaan selama 3 bulan. Mereka diupah pemilik rumah yang memiliki pekarangan berbatas sungai bernama Sukarno.

Hingga satu jam setelah peristiwa itu, tim SAR gabungan BPBD masih melakukan penggalian material di badan sungai untuk mengeluarkan Sastro Setu.

Tarmono, adik dari Sukarno mengungkapkan pembuatan talud merupakan inisiatif kakaknya. Alasannya, untuk menahan erosi yang kian kritis. Ia sebenarnya sudah meminta bantuan pemerintah melakukan itu. Namun tak pernah dapat jawaban.

"Kakak saya menalud sendiri. Pakai uang sendiri. Sudah habis Rp100 jutaan. Setelah jadi, ternyata retak. Nah, ini upaya menguatkan lagi. Malah jadi begini," katanya.

Ia menceritakan talud yang dibangunnya berukuran panjang 12 meter dengan tinggi 12 meter.