Glasgow, Gatra.com – Rancangan perjanjian baru yang dibuat untuk hari terakhir konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Conference of the Parties ke-26 (COP26), yang dijadwalkan di Glasgow pada hari Jumat, 12 November 2021, menekan negara-negara untuk mencapai lebih tinggi dalam rencana mereka dalam mengatasi pemanasan global. Tetapi, juga mencoba untuk menyeimbangkan tuntutan negara-negara kaya dan miskin.
Kantor berita Reuters melaporkan pada Jumat (12/11), rancangan tersebut juga mempertahankan permintaan utama bagi negara-negara untuk menetapkan janji iklim yang lebih keras tahun depan. Di mana itu menggunakan bahasa yang lebih lemah dari yang sebelumnya dalam meminta mereka guna menghapus subsidi bahan bakar fosil, yang merupakan penyebab utama pemanasan global buatan manusia.
Sementara itu, dalam meningkatkan tekanan untuk kesepakatan yang kuat, para pengunjuk rasa berdemonstrasi di luar tempat COP26. Para aktivis telah menggantung pita dengan pesan memohon delegasi untuk melindungi Bumi.
Di samping itu, konferensi ini berangkat dengan tujuan inti, yakni untuk mempertahankan target aspirasi Paris Agreement atau Perjanjian Paris 2015 guna membatasi pemanasan global pada 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Dengan demikian, hal tersebut dapat menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.
Di sisi lain, para peneliti mengatakan, suhu dunia akan melonjak jauh melampaui batas tersebut. Bahkan diprediksi permukaan laut akan naik secara dahsyat, kekeringan, badai, banjir, serta kebakaran hutan.