Pati, Gatra.com - Petani kopi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, gamang. Lantaran melejitnya harga biji kopi di angka Rp24.000 per kilogram, bahkan lebih. Di satu sisi, petani senang karena mendapatkan keuntungan dari hasil kerja keras. Namun berimbas pada lesunya permintaan pasar.
Petani Kopi Pangonan, Mohammad Riyadi mengatakan, saat ini harga biji kopi Rp24.000 dari yang semula Rp20.000. Melambungnya harga biji kopi dari petani ini, mulai terjadi pada tiga bulan belakangan secara bertahap.
"Kita penjualan malah semakin menurun karena harga yang terlalu tinggi. Namun kami sebagai petani bersyukur karena harga kopi yang lumayan bagus," ujarnya saat ditemui di Dukuh Pangonan, Desa Gunungsari RT 04/RW 02, Kecamatan Tlogowungu, Jumat (12/11).
Dibandingkan tahun kemarin yang hanya laku Rp19.000, disebutnya, untuk harga biji kopi tahun ini sangat memuaskan. Tidak sampai di situ, hasil panen pada tahun ini juga sangat memuaskan, dengan peningkatan sebesar 30%.
"Kapasitas panen tahun ini ada kenaikan sekitar 30%. Karena di kebun saya sendiri itu tahun kemarin sekitar 700 kg. Dan sekarang hampir 1 ton. Dari luas lahan 1.300 meter persegi," rincinya.
Ia membeberkan, kebanyakan lahan yang ditanami kopi di wilayah Kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani adalah kopi jenis robusta. Meski pun ada sebagian petani yang menanam jenis Arabika, itu pun jumlahnya tidak begitu banyak.
"Di sini memang paling banyak petani menanam kopi jenis robusta. Arabika sebenarnya ada, tapi jumlahnya terlalu sedikit, paling untuk dinikmati sendiri. Robusta untuk wilayah Pati terutama, sangat banyak sekali," jelasnya.
Riyadi berujar, jika kopi robusta dari Pangonan memiliki cita rasa yang otentik, dibandingkan kopi jenis yang sama di lereng Pegunungan Muria. Dikatakan, kopi robusta pangonan cenderung lebih asam, sehingga banyak penikmat kopi yang salah sangka dan mengira kopi tersebut Arabika.
"Karakteristik kopi Pangonan, untuk kopi pangonan terutama di Pati, khususnya di wilayah lereng Muria bagian timur, karena hanya terkena sinar matahari pada pagi saja, untuk siang dan sore tidak terkena sinar matahari. Kita ada rasa yang khas, bagi penikmat kopi ini ada condong rasa asamnya, padahal ini jenis robusta. Ini untuk kopi proses ya, tapi untuk kopi asalan hampir sama seperti kopi yang lain," ungkapnya.
Selain menjual biji kopi mentah (green been coffee), Riyadi turut mengolah kopinya sendiri dalam bentuk kemasan. Harganya pun cenderung terjangkau, mulai harga Rp15.000 - 20.000 per kemasan, tergantung jenis kopinya.
"Untuk produk saya Bang Joy. Mulai dari produk premium, kopi lanang, natural, dan kopi mantab. Ini sesuai permintaan konsumen jadi cukup banyak prpduk kita. Kita jual mulai dari harga Rp15.000 - 20.000 per kemasan," jelasnya.
Meski begitu, penjualan terbesar adalah biji kopi mentah. Peminatnya merupakan roastery coffee, baik dari dalam daerah, maupun luar daerah.
"Sebenarnya kita paling banyak jual green been, peminatnya dari roastery itu harganya sekitaran Rp31.000 untuk yang asalan sortir, kalau tahun kemarin kita jual Rp27.000," sebutnya.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Pati, kopi termasuk 10 besar komoditas unggulan di Pati. Dengan luas lahan sebesar 1.841,9 hektare, pada tahun 2020 hasil produksi kopi mencapai 1.294,1 ton kopi wose.