Home Kesehatan Dukung Nakes Turunkan Risiko Kena Serangan Jantung

Dukung Nakes Turunkan Risiko Kena Serangan Jantung

Karanganyar, Gatra.com - Kalangan tenaga kesehatan berisiko tinggi terkena serangan jantung, komplikasi penyakit ginjal, paru-paru, hati dan penurunan daya ingat. Pemicunya tingkat stres tinggi nakes.

Hal itu disampaikan Surveyor Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Kabupaten Karanganyar, dr Cucuk Herukusumo usai menghadiri peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57 di gedung DPRD, Jumat (12/11). Mantan Direktur RSUD Karanganyar yang pernah menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar ini menceritakan kondisi nakes di awal Pandemi diliputi tekanan psikis.

"Di awal pandemi, tingkat stres nakes sangat terlihat. Mereka enggak bisa menghindari kontak langsung dengan pasien Covid-19. Apalagi penyakitnya tidak bisa langsung dideteksi. Awal pandemi, informasi masih sangat minim. Apalagi persepsi masyarakat tentang nakes dan keluarganya,” katanya usai mengikuti kegiatan bertema ‘Sehat Negeriku Tumbuh Indonesiaku’.

Menurutnya, tingkat stres mempengaruhi kesehatan seseorang. Pada banyak kasus, serangan jantung dipicu beban kerja terlalu tinggi dan beban psikologis. Hal itu juga dialami nakes. Apalagi saat awal pandemi, mereka mendapatkan stereotype dan tanpa kepastian kerjanya bakal membaik di masa depan.

Perilaku masyarakat yang abai prokes makin memperparahnya. Cucuk mengatakan, meski pada faktanya nakes dilindungi jaminan kesehatan maupun kompensasi dari pemerintah, namun dihantam stigma negatif masyarakat terhadap nakes yang berkontak erat dengan pasien Covid-19.

“Ada seorang nakes yang tinggal mengontrak. Eh, malah induk semangnya memintanya pindah. Alasannya tidak bisa dinalar. Mereka takut tertular Covid-19. Padahal nakes sudah melakukan perlindungan diri sesuai protokol kesehatan,” katanya.

Sementara itu Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Karanganyar Kristanto Setyawan mengakui tingkat stres tinggi dokter, perawat dan pegawai RSUD di awal pandemi. Untungnya, mereka tidak sampai harus dirawat inap apalagi meninggal dunia karena gagal ginjal, serangan jantung, dan sebagainya.

“Kita menerapkan shift bergilir ruang isolasi. Apapaun keluhan nakes, kita tindaklanjuti. Ada juga konseling dari ahli kejiwaan. Kita tahu betapa berat beban tugas dan psikologis nakes,” katanya.

1141