Banyumas, Gatra.com– Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah KH Taslim Syahlan menyatakan nilai-nilai keagamaan, kearifan lokal, dan karya-karya kebudayaan Indonesia merupakan modal untuk membangun moderasi beragama dan meneguhkan negara sebagaimana semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Menurut Syahlan, kearifan lokal yang berkembang sejak berabad-abad lalu, seperti saling berkunjung, saling memberi dan gotong royong merupakan kekayaan utama bangsa Indonesia. Sebab, kekuatan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat terus terjalin dengan nilai-nilai luhur kearifan lakal tersebut.
"Masing-masing daerah memiliki potensi kearifan lokal yang perlu dieksplorasi secara maksimal," ujarnya, dalam sarasehan yang terdiri dari unsur FKUB kabupaten/kota, Kesbangpol dan Kemenag se-eks Karesidenan Kedu, dikutip dari keterangannya, Kamis malam (11/11).
"Banyak contoh nilai-nilai agama dan kepercayaan yang secara inklusif telah berkembang menjadi way of life di masing-masing daerah. Misalnya, bahwa semua agama mengajarkan untuk saling mengormati dan memuliakan, tolong menolong dalam kebaikan, dan lain-lain," imbuhnya.
Ia juga menilai kasus radikalisme yang muncul belakangan ini bisa dihindari dengan kesadaran akan kearifan lokal yang meneguhkan nasionalisme. Menurutnya, dengan kearifan lokal ini tidak akan ada kasus-kasus radikalisme maupun intoleranisme yang terjadi di dunia nyata maupun maya.
Untuk itu Taslim Syahlan pun berharap semua komponen FKUB yang ada di seluruh Jawa Tengah untuk lebih solid membangun moderasi berbasis kearifan lokal. "Kedepan semua FKUB yang ada di Jawa Tengah bisa gotong royong antar budaya masing-masing agama dengan tujuan agar kerukunan dan persatuan serta perdamaian antar umat beragama tetap terjaga dengan baik," ucap dia.
Sementara, Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengatakan, fenomena heterogenitas bangsa ini merupakan realitas yang tak terbantahkan, bahwa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, memiliki keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan, namun disatukan melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Menurut Afif, peran FKUB sangat penting sebagai wadah di mana perbedaan-perbedaan yang ada dipertemukan, dikomunikasikan serta dipersatukan, tanpa harus saling meniadakan satu dengan yang lainnya.
"Peran FKUB sangat penting, dewasa ini, kehidupan beragama mengalami dinamika, di mana persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia seringkali diuji dengan berbagai aktivitas serta isu yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang silih berganti muncul," ungkap Bupati.