Mataram, Gatra.com – Kejadian memalukan terjadi menjelang perhelatan World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah (Loteng). Beredar video yang memperlihatkan oknum pegawai yang diduga pihak MGPA membuka boks kargo logistik yang berisi kuda besi milik Ducati. Meski telah meminta maaf, hal tersebut tidak dapat menaikkan Kembali reputasi Indonesia di mata dunia.
Jelang balapan WSBK Mandalika 2021 yang berlangsung di Pertamina Street Circuit, 19-21 November, muncul video dan foto mengenai kargo motor Ducati Panigale V4R milik tim Aruba.it Ducati yang dibuka.
Tak hanya itu, dari berita yang diunggah Speedweek yang menjadi rujukan berita otomotif dunia asal Swiss, terlihat pula ada orang yang menyentuh motor bernomor 21 yang akan ditunggangi Michael Ruben Rinaldi asal Italia.
Menanggapi kejadian konyol ini, tokoh pemuda Lombok Tengah, Athari Fathullah, mengatakan bahwa apa yang terjadi merupakan keteledoran yang seharusnya tidak terjadi. Ia menyoroti betul kinerja MGPA dalam mengontrol dan mempersiapkan pelaksanaan event ini.
“Jangan pekerjanya yang disalahkan, jangan-jangan tidak pernah diberikan bimbingan teknis,” ujar aktivis sosial asal Lombok Tengah ini di Lombok Tengah, Kamis (11/11).
Ia menambahkan, MGPA seharusnya memahami betul bahwa event yang akan dilaksanakan di Sirkuit Mandalika akan menentukan seperti apa muka Indonesia di mata dunia.
Sebagai contoh, Pablo Biati, pemilik motor Ducati yang videonya beredar luas mengatakan kekecewaaannya terhadap apa yang terjadi di Mandalika. “Ini hanya terjadi di negara ketiga,” katanya.
Dengan kejadian ini, Athari beranggapan bahwa MGPA belum mampu mempersiapkan soal pengelolaan event.
“Terima kasih MGPA sudah mencoreng nama NTB khususnya, dan Indonesia secara umum,” ujar Athari.
Sebelum terlalu jauh, ia menyarankan agar direktur MGPA dipecat agar tidak terjadi kesalahan yang sama untuk ke dua kalinya. Masih ada event-event besar (termasuk MotoGp) yang harus dipersiapkan secara matang.
“Pokoknya pecat direktur MGPA, tidak profesional dalam pengelolaan event,” ucapnya, tegas.
Ketika disinggung soal permintaan maaf yang dilakukan MGPA, Athari menganggap bahwa hal itu merupakan hal yang wajar dan memang wajib dilakukan.
“Mereka sudah minta maaf, artinya mengaku salah, harus dipecat,” katanya.